Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

2011/03/06

Fenomena Saweran Dalam Musik Dangdut

Perkembangan kesenian dewasa ini sangat pesat apalagi pada seni musik. Mungkin karena orang-orang sudah lelah di ‘cekoki’ oleh berita-berita politik negeri ini yang tidak menentu dan membuat sakit kepala. Untuk itu mereka mengalihkan perhatiannya pada bidang lain yaitu bidang seni. Seperti kita ketahui seni itu merupakan jiwa dari manusia karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai rasa keindahan. Oleh sebab itu manusia selalu ingin tahu tentang seni dan selalu ingin menikmatinya.

Kesenian itu sendiri merupakan hasil dari rasa dan karsa dan cipta manusia yang memiliki estetika, bahkan kadang-kadang seni bisa mengubah identitas manusia dan membuat perubahan-perubahan yang sangat besar dalam suatu peradaban manusia. Suatu kesenian merupakan bagian dari kebudayaan oleh karena itu manusia yang berkesenian tentu saja manusia yang berbudaya.

Pada saat sekarang ini banyak kesenian-kesenian yang berkembang seiring perubahan waktu. Saat ini terbilang kesenian itu bisa berupa seni musik, seni tari, seni drama dan seni rupa. Karena bilangan seni yang ada itu tentu saja kita tidak melihat seni keseluruhannya hanya membatasi pada seni musik. Seni musik ini pun ada berbagai macam yaitu: seni musik tradisional, seni musik pop, rock, R & BN, dan musik dangdut.

Tidak ada yang tahu asal mulanya musik dangdut, ada sebagian kalangan bilang bahwa musik dangdut berasal dari India, tetapi ada sebagian juga bilang bahwa musik dangdut itu musik asli Indonesia yaitu berasal dari musik Melayu Deli. Dalam musik dangdut itu ada suatu budaya yang sangat identik dengan dangdut yaitu “saweran”.

Saweran berasal dari bahasa Sunda yaitu “sawer” yang artinya melempar uang biasanya dilakukan pada saat upacara kebesaran tradisional seperti, sunatan, kawinan dan sebagainya. Di dalam musik dangdut dari pendengar musik dangdut atau pengunjung dari pergelaran dangdut itu. Disini dapat dilihat mengapa saweran dalam musik dangdut cukup menarik? Karena kita tahu bahwa untuk jenis musik lain tidak ada istilah saweran apalagi uang tip yang kadang bisa melebihi bayaran dari biduanita itu sendiri dan Indonesia banyak group-group dangdut yang selalu mengandalkan saweran dalam setiap pertunjukan panggung grup-grup tersebut.

Kita ketahui bahwa grup-grup musik khususnya musik dangdut itu identik dengan saweran karena mereka harus menjalani suatu kesinambungan untuk kelangsungan hidup para anggota grup itu sendiri. Sebenarnya kondisi saweran itu yang menyebabkan seniman musik dangdut itu merupakan musiknya orang pinggiran atau suatu seni musik yang indah dan lebih terbuka lagi bagi masyarakat kalangan manapun.

Sebenarnya saweran itu sudah merupakan suatu pelanggaran dari estetika kesenian, karena dengan saweran di dalam musik dangdut dapat terjadi perubahan dari pure art musik dangdut sendiri, dengan mengganti lirik lagu dangdut dengan lirik yang dibuat sendiri oleh biduantita dangdut itu dan biasanya lagu dangdut itu sudah jauh dari aslinya kalau sudah menghadapi para penyawer yang notabenenya ingin ‘kesohor’ atau populer. Ada pepatah mengatakan biar tekor asal kesohor. Mungkin ini banyak yang menjadi alasan para penyawer di panggung-panggung dangdut hiburan kita. Ada yang beralasan rela menghamburkan uang untuk sekedar menyawer bukan hanya ingin kesohor, melainkan mencari kepuasan batin semata. Memang sungguh fenomenal “saweran” dalam musik dangdut kita.

Tapi disatu pihak saweran tersebut sangat berarti bagi kelangsungan hidup grup-grup musik dangdut. Karena grup-grup musik dangdut papan bawah yang bayarannya per grup masih jauh di bawah standar tentu memerlukan tambahan karena itu saweran disini sangatlah diperlukan walaupun saweran itu merusak dari keindahan suatu kesenian musik itu.

Untuk grup-grup musik dangdut papan atas dan penyanyi dangdut papan atas, saweran memang tidak diperlukan untuk mereka karena biasanya bayaran per grup mereka sudah melebihi standar hidup mereka. Karena itulah saweran diperlukan oleh pemusik dan penyanyi sebagai tambahan penghasilan mereka.

Seorang biduantita biasanya lebih banyak mendapat hasil dari saweran itu daripada bayarannya di panggung musik dangdut, karena itu menurut beberapa biduanita saweran itu merupakan seni dari musik dangdut itu sendiri. Tanpa saweran, itu bukan musik dangdut. Sebenarnya kalau kita membanding dari sudut etika, benar atau salah saweran itu sudah melanggar suatu etika kesenian karena kesenian itu harus benar-benar murni tanpa ada tambahan atau embel-embel apapun, tapi seperti yang sudah diuraikan di atas bahwa saweran itu perlu untuk kelangsungan hidup para pemusik dan penyanyi dangdut, karena itu disini etika dikesampingkan walaupun sebenarnya saweran itu melanggar etika.

Kalau dilihat dari sudut estetika sebenarnya saweran itu sudah merubah suatu keindahan seni itu. Suatu keindahan itu sudah keluar dari jalur yang ditetapkan oleh perasaan bahwa seni bisa dilihat keindahannya kalau seni itu suatu seni yang murni/pure art.

Dapat disimpulkan bahwa suatu estetika seni bersifat relatif tergantung dari sudut mana si penikmat seni melihatnya. Jadi pelanggaran suatu etika dalam kesenian khusunya estetika dari seni musik dangdut itu ada tapi pelanggaran itu juga merupakan suatu keindahan dan seni musik dangdut itu sendiri. Bahwa saweran itu tidak melanggar suatu estetika seni melainkan saweran itu menambah keindahan dari seni itu sendiri, apalagi seni musik dangdut yang merupakan seni musik asli Indonesia. Untuk itu kita harus selalu menjaga keindahan budaya khususnya seni musik untuk memperkaya rasa keindahan di dalam hati kita.


The phenomenon Saweran In Music Dangdut
The development of the arts today is very fast especially on the art of music. Maybe because people are tired of 'cekoki' by the political news of this country is erratic and create headaches. For that they turned their attention to other areas of the arts. As we know that art is the soul of man as basically every human being has a sense of beauty. Therefore, humans have always wanted to know about art and always wanted to enjoy it.

Art itself is the result of feeling and intention and human creativity that have aesthetic, sometimes even art can alter human identity and make the changes that are very large in a human civilization. An art is part of human culture is therefore an art course, a cultured man.

At this present time a lot of art-art that evolve over time changes. Currently it can be regarded art form art of music, dance, drama and fine arts. Because the number of existing art, of course, we do not see the whole art of just limiting the art of music. This music also there are various kinds: the art of traditional music, pop music, rock, R & BN, and dangdut music.

No one knows the origins of dangdut music, there are some people saying that dangdut music comes from India, but there are some also say that music is original music dangdut Indonesia, which are derived from the Deli Malay music. In music dangdut that there is a culture that is identical with dangdut is "saweran".

Saweran derived from the Sundanese language is "Sawer"which means to throw money is usually performed during traditional ceremonies such greatness, circumcision, marriage and so forth. In the music dangdut of dangdut music listeners or visitors from that dangdut performances. Here can be seen why saweran in dangdut music interesting enough? Because we know that for other types of music there is no term saweran let alone a tip that can sometimes exceed the pay of the ladies themselves, and Indonesia, many group-group dangdut saweran always rely on each stage show those groups.

We know that these groups especially dangdut music is synonymous with saweran because they must undergo a continuity for the survival of the group members themselves. Actually, that's what causes the condition saweran dangdut artist is the music of the edge or a beautiful art music and more open again for people of any circle.


Actually saweran was already a violation of the aesthetic arts, because with saweran in dangdut music can change from pure art dangdut music itself, by replacing the dangdut song with lyrics that made by biduantita dangdut dangdut songs, and usually it is far from originally when it faced the notabenenya penyawer who want to 'famous' or popular. There is a saying from famous'll come up short. Maybe this is the reason many of the penyawer in stages dangdut our entertainment. There is a reasonable willing to spend money to simply menyawer not only want famous, but merely looking for inner satisfaction. It is truly phenomenal "saweran" in our dangdut music.

But on the one hand saweran is very meaningful for the survival of dangdut music groups. Because of dangdut music groups under the board that the pay-per-group is still far below the standard would require additional saweran here because it is needed even if it destroys the beauty saweran an art music.

For groups of top dangdut music and dangdut singer on board, saweran is not necessary for them because they usually charge per group already exceeds the standard of living. That's why saweran required by musicians and singers in addition to their income.

A more biduantita usually get results from it rather than pay saweran dangdut music onstage, because that according to some ladies saweran's also an art of dangdut music itself. Without saweran, it's not dangdut music. Actually if we compare from the point of ethics, right or wrong saweran had violated an ethics of art because the arts have to be really pure with no additives or any frills, but as has been described above that saweran it is necessary for our survival musicians and singers dangdut, because it disregarded ethics here even though it violated the ethics saweran.

When viewed from an aesthetic point of actually saweran it has changed the beauty of art. A beauty that was out of the path set by the feeling that art can be seen the beauty that art is an art of pure / pure art.

It can be concluded that an aesthetic art is relative depending on the angle which the art lovers to see. So an ethics violation in the arts especially the aesthetics of art music dangdut violation exists but it is also a beauty and art of dangdut music itself. That it does not violate any saweran aesthetic saweran but it adds to the beauty of art in itself, let alone art dangdut music which is the art of music native to Indonesia. For that we must always maintain the beauty of culture, especially the art of music to enrich the sense of beauty in our hearts.


No comments: