Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

2008/11/23

Lembah Harau

Lembah Harau

Posted by: Admin Tags: , ,

Menurut sebuah legenda, Lembah Harau berasal dari lautan yang mengering. Legenda tersebut diperkuat oleh temuan dari survey team geologi Jerman (Barat) yang meneliti jenis bebatuan yang terdapat di Lembah Harau pada tahun 1980. Dari hasil survey team tersebut dapat diketahui bahwa batuan yang ada di perbukitan Lembah Harau adalah batuan Breksi dan Konglomerat yang merupakan jenis bebatuan yang umumnya terdapat di dasar laut.

Lembah Harau mempunyai tujuh air terjun (sarasah) yang mempesona. Ketinggian masing-masing air terjun berbeda-beda antara 50-90 meter. Air terjun tersebut mengalir dari atas jurang yang membentang di sepanjang Lembah Harau. Pagar tebing cadas yang curam dan lurus menantang untuk olah raga panjat tebing. Memasuki Taman Wisata Lembah Harau, seperti berada dalam sebuah benteng. Para wisatawan yang berada di Lembah Harau serasa “dikepung” tebing kemerah-merahan dengan ketinggian antara 150 hingga 200 meter. Tebing itu tegak dengan kokohnya yang mengelilingi lembah.

Di Lembah Harau terdapat hutan lindung di dalamnya hidup beberapa binatang langka asli Sumatera. Di antara satwa tersebut adalah monyet ekor panjang, primata jenis Maccaca Fascicularis. Bila beruntung, para wisatawan juga bisa menyaksikan harimau Sumatra, beruang, tapir dan landak yang hampir punah.

Lembah Harau terletak di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Indonesia. Objek Wisata Lembah Harau dapat dijangkau dengan menggunakan transportasi darat. Dari kota Padang ke Payakumbuh, perjalanan ditempuh selama 3 jam dengan menggunakan angkutan pribadi atau angkutan umum.Jika menggunakan angkutan umum ongkosnya Rp.20.000,- per orang. Dari Payakumbuh perjalanan kemudian dilanjutkan dengan menggunakan angkutan umum yang melayani rute Payakumbuh-objek wisata. Untuk mengantisipasi supaya tidak terjadi perpindahan mobil, para wisatawan dianjurkan menggunakan mobil pribadi atau mobil sewaan dengan biaya sekitar Rp. 300.000,- per hari.

Tiket masuk untuk anak-anak Rp. 3.000,-per orang dan untuk dewasa Rp.5.000,- per orang. Akomodasi dan Fasilitas lainnya untuk wisatawan yang datang dari luar kota dan berniat bermalam, di tempat ini terdapat pondok kecil dan Rumah Gadang di dasar lembah untuk tempat menginap. Harga sewa kamar semalam bervariasi, mulai dari Rp 50.000, hingga Rp 2 juta per malamnya. Bagi para wisatawan peminat olah raga panjat tebing, disediakan pemandu yang akan membimbing untuk melakukan olah raga tersebut.

Thanks to : http://www.wisatamelayu.com

Selengkapnya...

Lembah Harau

Lembah Harau

Posted by: Admin Tags: , ,

Menurut sebuah legenda, Lembah Harau berasal dari lautan yang mengering. Legenda tersebut diperkuat oleh temuan dari survey team geologi Jerman (Barat) yang meneliti jenis bebatuan yang terdapat di Lembah Harau pada tahun 1980. Dari hasil survey team tersebut dapat diketahui bahwa batuan yang ada di perbukitan Lembah Harau adalah batuan Breksi dan Konglomerat yang merupakan jenis bebatuan yang umumnya terdapat di dasar laut.

Lembah Harau mempunyai tujuh air terjun (sarasah) yang mempesona. Ketinggian masing-masing air terjun berbeda-beda antara 50-90 meter. Air terjun tersebut mengalir dari atas jurang yang membentang di sepanjang Lembah Harau. Pagar tebing cadas yang curam dan lurus menantang untuk olah raga panjat tebing. Memasuki Taman Wisata Lembah Harau, seperti berada dalam sebuah benteng. Para wisatawan yang berada di Lembah Harau serasa “dikepung” tebing kemerah-merahan dengan ketinggian antara 150 hingga 200 meter. Tebing itu tegak dengan kokohnya yang mengelilingi lembah.

Di Lembah Harau terdapat hutan lindung di dalamnya hidup beberapa binatang langka asli Sumatera. Di antara satwa tersebut adalah monyet ekor panjang, primata jenis Maccaca Fascicularis. Bila beruntung, para wisatawan juga bisa menyaksikan harimau Sumatra, beruang, tapir dan landak yang hampir punah.

Lembah Harau terletak di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Indonesia. Objek Wisata Lembah Harau dapat dijangkau dengan menggunakan transportasi darat. Dari kota Padang ke Payakumbuh, perjalanan ditempuh selama 3 jam dengan menggunakan angkutan pribadi atau angkutan umum.Jika menggunakan angkutan umum ongkosnya Rp.20.000,- per orang. Dari Payakumbuh perjalanan kemudian dilanjutkan dengan menggunakan angkutan umum yang melayani rute Payakumbuh-objek wisata. Untuk mengantisipasi supaya tidak terjadi perpindahan mobil, para wisatawan dianjurkan menggunakan mobil pribadi atau mobil sewaan dengan biaya sekitar Rp. 300.000,- per hari.

Tiket masuk untuk anak-anak Rp. 3.000,-per orang dan untuk dewasa Rp.5.000,- per orang. Akomodasi dan Fasilitas lainnya untuk wisatawan yang datang dari luar kota dan berniat bermalam, di tempat ini terdapat pondok kecil dan Rumah Gadang di dasar lembah untuk tempat menginap. Harga sewa kamar semalam bervariasi, mulai dari Rp 50.000, hingga Rp 2 juta per malamnya. Bagi para wisatawan peminat olah raga panjat tebing, disediakan pemandu yang akan membimbing untuk melakukan olah raga tersebut.

Thanks to : http://www.wisatamelayu.com

Selengkapnya...

Purnama di Balik Jam Gadang

Purnama di Balik Jam Gadang

Senja telah mulai turun ketika petualangan wisata saya memasuki Kota Bukittinggi. Kota yang terkenal dengan para pujangga sastranya dan keelokan negerinya. Namun ada satu yang selalu terlintas dalam benak apabila mendengar kata Bukittinggi, Jam Gadang. Salah satu keunikan peninggalan bersejarah yang menjadi simbol khas dan trademark wisata di provinsi Sumatera Barat. Dalam sejarahnya jam gadang ini dibangun pada tahun 1926 oleh arsitek Yazin dan Sutan Gigi Ameh sang putra pribumi Sumatera Barat. Jam ini hadiah dari Ratu Belanda kepada Controleur yang merupakan sebutan Sekretaris Kota pada saat itu. Jam gadang dalam proses sejarahnya telah mengalami beberapa kali perubahan bentuk, ketika Belanda menduduki negeri ini bentuk jam bulat dengan patung ayam jantan bertengger diatasnya. Sedangkan pada masa pendudukan Jepang, bentuk ini berubah menyerupai sebuah klenteng. Kemudian saat kemerdekaan terjadi perubahan bentuk jam gadang menjadi ornamen khas Minang dengan atap bagonjong (serupa tanduk kerbau) berbentuk Rumah Gadang yaitu rumah adat Minangkabau.

Secara fisik Jam Gadang ini memiliki ketinggian sekitar 26 meter. Ada keunikan dari angka-angka romawi yang merupakan bagian dari jam gadang, yaitu apabila dalam angka romawi penulisan angka empat umumnya adalah IV, akan tetapi pada Jam Gadang ini angka romawi empat ditulis dengan simbol IIII. Konon menurut cerita mitos yang beredar di masyarakat, penulisan angka empat yang unik ini merupakan jumlah korban yang meninggal sebagai tumbal pada saat pembangunan monumen ini. Agak tidak masuk diakal mengingat Jam Gadang ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda yang pembuatannya pun tidak dilakukan di Indonesia. Tapi ya begitulah cerita yang beredar di masyarakat.

Selengkapnya...

Air Terjun Lembah Anai (Sumatera Barat)

Thursday, November 6, 2008

Air Terjun Lembah Anai (Sumatera Barat)


Sumatera Barat adalah sebuah provinsi yang ada di Indonesia. Secara geografis letaknya berada pada patahan Sumangko, sehingga pada gilirannya membuat daerahnya banyak memiliki potensi sumber daya alam yang dapat dijadikan sebagai obyek wisata. Salah satu dari sekian banyak sumber daya alam yang saat ini menjadi sebuah obyek wisata dan juga maskot pariwisata di Sumatera Barat adalah air terjun Lembah Anai. Air terjun atau yang biasa orang Minang sebut aia tajun atau aia mancua Lembah Anai ini terletak di pinggir jalur jalan trans Sumatera antara Kota Padang dan Kota Bukittinggi.

Air terjun yang berketinggian sekitar 35 meter ini merupakan bagian dari aliran Sungai Batang Lurah Dalam yang menuju daerah patahan Anai. Oleh pemerintah daerah setempat Lembah Anai sebenarnya dijadikan kawasan cagar alam yang berfungsi sebagai penyedia air, pengaturan tata air (banjir dan erosi), kestabilan iklim mikro, produsen oksigen dan penyerap CO2. Namun, sebagai dampak dari menggeliatnya sektor pariwisata di tanah air yang menyebabkan banyak daerah berlomba-lomba memaksimalkan potensi daerahnya untuk menarik wisatawan, maka sebagian wilayah cagar alam ini akhirnya dijadikan sebagai obyek wisata.

Untuk memasuki kawasan air terjun Lembah Anai pengunjung hanya dikenai biaya yang relatif murah, yaitu Rp1500,00 per orang. Selanjutnya, jika ingin berada di dekat air terjun, harus berjalan lagi dan mendaki beberapa buah anak tangga serta melewati beberapa buah gazebo yang digunakan untuk beristirahat. Setelah sampai di lokasi, pengunjung dapat mendengarkan suara air terjun sambil menikmati keindahan alam dan suasana pegunungan yang sejuk dan nyaman. Dan, bagi pengunjung yang ingin merasakan keindahan suara gemericik air pada malam hari, di sekitar lokasi air terjun juga tersedia areal untuk berkemah.






Selengkapnya...

Danau Singkarak

Danau Singkarak - Solok

March5
singkarak1

Perjalanan menuju Danau Singkarak dari Padangpanjang tak terlalu lama, hanya 30 menit. Dan kami mulai mencari tempat parkir di pantainya. Masuk menuju tempat wisata Tanjung Mutiara, ternyata tempat wisata tersebut tak begitu menarik. Ada perahu wisata yang bisa disewa untuk berkeliling di sekitar danau, muat sekitar 20an orang, ada perahu yang dikemudikan berdua. Tapi sangat jarang pengunjung yang memanfaatkan perahu itu, mungkin sewanya yang juga cukup mahal. Yang banyak adalah anak-anak kecil berenang di pantainya. Cuaca lumayan cerah namun berawan tebal, di beberapa sudut danau masih bisa terlihat kecantikan tersembunyi Danau Singkarak yang menunggu penataan lebih lanjut. Ya, keindahan itu masih terkubur.

Danau Singkarak dengan luas sekitar 108km persegi adalah danau terbesar ke-2 di Sumatra setelah Danau Toba. Keunikannya adalah budidaya ikan Bilih yang hanya bisa dilakukan di Danau Singkarak ini. Sebagian besar orang di kampung atau nagari di sekitarnya bertahan hidup dengan menjadi nelayan dan budidaya ikan bilih.

singkarak

Kemudian kami menuju rumah sahabat Arcon, beruntung dia baru melakukan ritual pernikahan. Adat di Solok masih dipegang erat. Budaya matrilinial masih turun-menurun diwariskan. Pihak perempuan menjadi pewaris sah segala harta keluarga. Rumah gadang mempunyai kamar sejumlah anak perempuan yang dipunyai, dan hanya perempuan yang mempunyai kamar karena laki-laki nantinya kalau menikah akan ikut istrinya.

masakanpadang

Beruntung pula akhirnya kami bisa mencoba masakan padang yang asli buatan rumah, apalagi beberapa adalah masakan yang khusus dibuat untuk pesta. Seperti misalnya rendang, makanan ini sebenarnya jarang dibuat karena membutuhkan waktu yang berhari-hari untuk membuatnya, dan rendang yang asli bisa bertahan beberapa hari pula tanpa dimasak. Ada pula ikan bilih, ikan rinuak, dan ketan yang dimakan dengan pisang. Perjalanan pulang kali ini dengan perut penuh karena saat mampir sekalian mengantarkan ke pengantin perempuan kami harus makan lagi. Terlarang hukumnya kalau tak makan…, tidak menghargai nyonya rumah…



Danau Singkarak PDF Print
20-01-2007
Danau Singkarak merupakan Danau terluas ke-2 di Sumatera setelah Danau Toba. Danau yang terletak pada ketinggian 36,5 meter dari permukaan laut ini merupakan habitat dari spesies ikan hias yang hanya hidup di Danau ini saja. Masyarakat setempat menyebutkan " Ikan Bilih ". Yang menjadi keunikan dari ikan ini, ia tidak dapat dibudidayakan di luar habitatnya.

Danau Singkarak berada di dua kabupaten di Sumatera Barat, Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar. Dengan luas 107,8 km² danau ini merupakan danau terluas ke-2 di Pulau Sumatera. Danau ini merupakan hulu Batang Ombilin. Air danau ini sebagian dialirkan melewati terowongan menembus Bukit Barisan ke Batang Anai untuk menggerakkan generator PLTA Singkarak di dekat Lubuk Alung, Padang Pariaman.

Ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) merupakan spesies ikan yang diperkirakan hanya hidup di danau ini[1], dan menjadi salah satu makanan khas.


Bup-Wabup.jpg

Bupati dan Wakil Bupati Solok

cottage.jpg

Cottage cottage di pinggiran Danau Kembar

convention.jpg

Convention Hal di Alahan Panjang

Danau_Singkarak_dr_Puncak_Merpati.jpg

Danau Singkarak dilihat dari puncak Gunung Merapi, dibelakang terlihat samar samar Gunung Talang

Danau_Singkarak_3.jpg

Hamparan sawah penghasil di pinggiran Danau Singkarak, penghasil Bareh Solok yang terkenal

Danau_Singkarak_4.jpg

Gunung Singgalang dan Merapi dari kejauhan

P7290424.jpg

Danau Singkarak, penghasil ikan bilih yang terkenal

Danau_Singkarak_1.jpg

Gunung Merapi dilihat dari Danau Singkarak

GOR Batutupang1.jpg

Komplek GOR Batu Tupang

gor.jpg

Gerbang Masuk GOR Batu Tupang

P1200028.jpg

Danau Diatas

bitehkacang.JPG

Rest Area Biteh Kacang di pinggiran Danau Singkarak, yang akan dikembangkan menjadi gerbang wisata utara Kabupaten Solok

kebuntehvi.jpg

Perkebunan teh PTPN Gunung Talang

gazebo.jpg

Panorama Danau Kembar, sebuah bukit yang berada diantara kedua danau

lombadayung.jpg

Lomba Dayung di Danau Singkarak





Danau-danau Cantik di SumBarApr 20, '06 12:11 AM
for everyone
karena saya tidak terlalu pandai memotret :( ada beberapa yang terasa "lebih gelap" dari aslinya. percayalah, aslinya lebih cantik...
hehehehe...





danau atas backgrnd asap gn. talang




mendung di danau atas




anty di kebun bunga danau bawah
2 Comments




danau bawah dari atas




menunggu uda di danau bawah




maninjau tertutup kabut puncak lawang




terasa kecil disini :P




maninjau dari puncak lawang




ayo berlayar mengelilingi maninjau
2 Comments




PLTA danau maninjau




air maninjau hijau jernih




singkarak biru cerah




air beriak tapi dalam...sumpe!




singkarak dari panthernya dayun




kutunggu kau diseberang danau singkarak

Prev: Akikah Nesha
Next: Arsitektural Minangkabau Selengkapnya...