Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

2008/11/19

Wisata Riau

WISATA Provinsi Riau

Pilih Provinsi
Demografi | Ekonomi | Wisata | KBI


1. Sejarah Provinsi Riau

Pembentukan Provinsi Riau ditetapkan dengan Undang-undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957, yang kemudian diundangkan dalam Undang-undang Nomor 61 tahun 1958. Sama halnya dengan Provinsi lain yang ada di Indoensia, untuk berdirinya Provinsi Riau memakan waktu dan perjuangan yang cukup panjang, yaitu hampir 6 tahun (17 Nopember 1952 s/d 5 Maret 1958).

Dalam Undang-undang pembentukan daerah swatantra tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau, Jo Lembaran Negara No 75 tahun 1957, daerah swatantra Tingkat I Riau meliputi wilayah daerah swatantra tingkat II, yaitu Bengkalis, Kampar, Indragiri, Kepulauan Riau dan Kotapraja Pekanbaru.

Kota Pekanbaru ditetapkan sebagai ibukota Provinsi Riau pada tanggal 20 Januari 1959 melalui Surat Keputusan dengan No. Des.52/1/44-25, sementara realisasi pemindahan pemerintahan dari Tanjungpinang ke Pekanbaru dimulai pada awal Januari 1960 dan mulai saat itu resmilah Pekanbaru menjadi ibukota.

Kemudian dilakukan penyempurnaan aparatur pemerintahan dan batas-batas wilayah kabupaten. Ditambah dengan adanya hasrat rakyat dari beberapa daerah seperti Indragiri Hilir, Rokan, Bagan Siapi-api dan lain-lain yang menginginkan supaya daerah-daerah tersebut dijadikan Kabupaten, maka oleh Pemerintah Daerah Provinsi Riau pada tanggal 15 Desember 1962 dengan SK. No.615 tahun 1962 di bentuklah suatu panitia yang menghasilkan pembagian 5 (lima) buah daerah tingkat II dan satu buah Kotamadya, yaitu Kotamadya Pekanbaru, Kabupaten Kampar, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Kepulauan Riau dan Bengkalis.

Seiring dengan berhembusnya “angin reformasi’ telah memberikan perubahan yang drastis terhadap negeri ini, tidak terkecuali di Provinsi Riau sendiri. Salah satu perwujudannya adalah dengan diberlakukannya pelaksanaan otonomi daerah yang mulai di laksanakan pada tanggal 1 Januari 2001. Hal ini berimplikasi terhadap timbulnya daerah-daerah baru di Indonesia, dari 27 Provinsi pada awalnya sekarang sudah menjadi 32 Provinsi. Tidak terkecuali Provinsi Riau, terhitung mulai tanggal 1 Juli 2004 Kepulauan Riau resmi mejadi Provinsi ke 32 di Indonesia, itu berarti Provinsi Riau yang dulunya terdiri dari 16 Kabupaten/Kota sekarang hanya menjadi 11 Kabupaten/Kota. Kabupaten-kabupaten tersebut adalah; (1) Kuantang Singingi, (2) Inderagiri Hulu, (3) Inderagiri Hilir, (4) Pelalawan, (5) Siak, (6) Kampar, (7) Rokan Hulu, (8) Bengkalis, (9) Rokan Hilir, dan Kota (10) Pekanbaru, (11) Dumai.

2. Geografi, Topografi dan Demografi

Provinsi Riau secara geografis, geoekonomi dan geopolitik terletak pada jalur yang sangat strategis baik pada masa kini maupun pada masa yang akan datang karena terletak pada jalur perdagangan Regional dan Internasional di kawasan ASEAN melalui kerjasama IMT-GT dan IMS-GT.

Keberadaannya membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut Cina Selatan, terletak antara 1°15´ Lintang Selatan sampai 4°45´ Lintang Utara atau antara 100°03´-109°19´ Bujur Timur Greenwich dan 6°50´-1°45´ Bujur Barat Jakarta. Provinsi Riau sebelum dimekarkan menjadi 2 (dua) Provinsi mempunyai luas 235.306 Km2 atau 71,33 persen merupakan daerah lautan dan hanya 94.561,61 Km2 atau 28,67 persen daerah daratan.

Daerah Riau beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 2000-3000 mm/tahun yang dipengaruhi oleh musim kemarau serta musim hujan. Rata-rata hujan per tahun sekitar 160 hari.

Menurut catatan Statiun Metereologi Simpang Tiga, suhu udara rata-rata di Kota Pekanbaru menunjukkan optimum pada 27,6 ° Celcius dalam interval 23,4-33,4° Celcius. Kejadian kabut tercatat terjadi sebanyak 39 kali dan selama Agustus rata-rata mencapai 6 kali sebagai bulan terbanyak terjadinya kejadian.

Secara umum, pertumbuhan penduduk Riau relatif tinggi yaitu 3,79% per tahun selama periode 1998-2002. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan penduduk nasional sebesar 1,4% per tahun untuk periode yang sama. Penyebab pertumbuhan tersebut adalah tingginya migrasi dari daerah lain sebagai akibat perputaran roda perekonomian dan peluang lapangan kerja di Provinsi Riau. Jumlah penduduk Provinsi Riau (data 2003, setelah dikeluarkan penduduk Riau Kepulauan) tercatat 4.074.268 jiwa.


ImagePekanbaru memiliki banyak keunikan di bidang pariwisata dan budaya. Keunikan objek wisata seperti ini tentu saja memiliki daya tarik untuk dijual kepada wisatawan yang mengunjungi kota Pekanbaru. ‘’Banyak keunikan yang dimiliki kota Pekanbaru, mulai dari makanan, budaya dan objek wisata yang ada. Yang lebih unik lagi adalah objek wisata Sungai Siak. Orang luar yang mengunjungi kota Pekanbaru belum lengkap jika belum mengunjungi Sungai Siak,’’ ujar General Garuda Indonesia Pekanbaru Shidiki Iribian pada acara Riau Tourism Table Top (RTTT) di Hotel Ibis Pekanbaru, Kamis (30/11).
Selengkapnya...
Potensi Pantai sebagai Objek Wisata di Riau Daratan
Provinsi Riau, juga mempunyai potensi yang besar terhadap objek wisata bahari. Seperti kawasan pantai dengan pasir putih yang membentang menghiyasi pinggiran sejumlah pulau serta daratan di Riau. Melakukan perjalanan menelusiri objek wisata bahari di Riau daratan, cukup mengasikan. Dibawah kini kita coba kemukan objek-objek yang punya potensi di maksdukan.
Selengkapnya...
Objek Wisata di Sepanjang Jalan Gerbang Riau
Sepanjang jalan gerbang wisata Riau, banyak hal yang masih bisa dikembangkan. Kota Dumai, merupakan pintu gerbang wisatawan mancanegara masuk ke Riau melalui perairan. Dari Dumai ke Pekanbaru, terdapat sejumlah lokasi yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata. Sekarang kita coba menelusuri potensi objek wisata dari pintu gerbang, Dumai sampai ke Pekanbaru dan terus ke Candi Muara Takus di Kabupaten Kampar.
Selengkapnya...
Menelusuri Air Terjun di Provinsi Riau
Provinsi Riau mempunyai sejumlah objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Laporan kali ini kita turunkan tiga objek wisata air terjun di Riau dan satu gulungan ombak besar yang bernama Bono.

Air Terjun Tembulun Rusa

Air terjun ini terletak di sebelah utara Desa Batu Ampar. Untuk sampai ke lokasi ini, dapat ditempuh perjalanan dengan kenderaan roda empat. Jarak antara Desa Batu Ampar dengan Air Terjun ini sekitar 2 km.
Selengkapnya...
Pelalawan Banyak Miliki Potensi Objek Pariwisata
Objek pariwisata alam banyak terdapat di Pelalawan, seperti objek wisata Rawa Sungai Mokoh yang terlatak 15 km dari Pangkalankerinci. Demikian dikatakan Kepala Dinas Pariwisata, Seni dan Kebudayaan Kabupaten Pelalawan melalui Kabag Humas Setdakab Pelalawan Drs Darwis Alkadam MSi di ruangkerjanya. ‘’Objek wisata Rawa Sungai Mokoh merupakan objek pariwisata yang sangat menarik sekali untuk dinikmati keindahannya oleh masyarakat.
Selengkapnya...
<<> <> 1 2 Berikut > Akhir >>

Hasil 1 - 6 dari 9
[ Kembali ]


MASJID RAYA BATAM - KEP. RIAU

15 05 2007

Kalau kamu pernah memperhatikan tayangan azan magrib di salah satu tv swasta, kamu pasti pernah lihat bangunan masjid ini. Seperti yang dipaparkan sebuah sumber, Masjid Raya ini berlokasi di Batam Center dan memiliki lahan seluas 75.000 m2. Keberadaan Masjid tidak hanya diperuntukkan sebagai tempat beribadah, namun juga sebagai penunjang sektor pariwisata di kota Batam.

Image Hosted by ImageShack.us

Masjid Raya Batam dirancang oleh Ir. Achmad Noe’man dan dibangun tahun 1999. Kata pihak pengurus masjid, mereka sudah melakukan studi banding ke Malaysia dan Singapura dalam rangka meningkatkan profesionalitas pengelolaan masjid. Masjid dengan ruang solat berkapasitas 3.500 jamaah dibagian dalam dan 15.000 jamaah di bagian luar ini rencananya akan menyertakan sarana pendidikan macam sekolah Islam lainnya yang terintegrasi dari tingkat SD s.d. perguruan tinggi.


JEMBATAN BARELANG - KEP. RIAU

11 05 2007

Sekilas seperti yang dituliskan di wiki, Jembatan Barelang merupakan penghubung 3 pulau yaitu Batam, Rempang dan Galang yang konon keberadaannya diprakarsai oleh Habibie dalam rangka mengembangkan wilayah industri di Kepulauan Riau.

Image Hosted by ImageShack.us

Sumber lain menambahkan, dengan jarak sekitar 20 km dari pusat kota, kita sudah dapat melihat rangkaian dari enam jembatan yang kl dihubungkan secara total memiliki panjang mencapai 2 km. Seluruh jembatan ini katanya selesai dibangun tahun 1992, dan memiliki nama yang diambil dari nama raja-raja yang dulunya berkuasa di Melayu-Riau (abad 15-18).





No comments: