Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

2008/11/19

Wisata Sumatera Selatan

wisata Provinsi Sumatera Selatan

Pilih Provinsi
Demografi | Ekonomi | Wisata | KBI

Sumatera Selatan terletak antar 1-4 derajat LS dan 102-104 derajat BT. Wilayahnya berbatasan dengan Prop. Jambi di sebelah utara, Prop. Lampung di sebelah Selatan, Prop. Bangka Belitung di sebelah Timur dan Prop. Bengkulu di sebelah Barat. Sumatera Selatan mempunyai luas wilayah 87.017 Km2( 8.701.742 Ha). terdiri dari 10 kabupaten dan 4 Kota, dengan jumlah penduduk sebesar 6,6 juta jiwa. Sebagian besar penduduk berprofesi sebagai petani (perkebunan manupun tanaman bahan makanan).

Tabel
Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Sumatera Selatan

No

Kota/ Kabupaten

Luas (ha)

Penduduk

1

Palembang

37.403

1.304.211

2

Prabumulih

42.162

128.207

3

Pagaralam

57.916

113.752

4

Lubuklinggau

41.980

171.235

5

Musi Banyuasin

1.447.700

455.739

6

Banyuasin

1.214.274

712.813

7

Ogan Komering Ilir (OKI)

1.957.141

1.000.152

8

Ogan Ilir

*

*

9

Ogan Komering Ulu (OKU)

1.617.665

1.112.854

10

OKU Timur

*

*

11

OKU Selatan

*

*

12

Musi Rawas

1.213.457

465.682

13

Muara Enim

88.794

621.876

14

Lahat

663.250

541.895

Jumlah

8.701.742

6.628.416

*) masih tergabung dengan kabupaten induk

Tingkat kesejahteraan penduduk yang tercermin melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tercatat sebesar 66,00 atau berada pada rangking 16 dari seluruh Provinsi di Indonesia. IPM tertinggi terdapat di Kota Palembang, yaitu sebesar 71,20 dan terendah di Kabupaten Musi Rawas, sebesar 62,00.
Dari sisi ketenagakerjaan, sebagian besar penduduk Sumsel (63,53 persen) bekerja di sektor pertanian, terutama sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perkebunan. Sementara itu, angka pengangguran berada pada kisaran 9-10 persen.


Sekilas Tentang Sumsel

ampera37ki.jpgProvinsi Sumatera Selatan merupakan suatu kawasan seluas 99.888 kilometer persegi di Indonesia Bagian Barat yang terletak di sebelah Selatan garis khatulistiwa pada 1-4 derajat lintang Selatan dan 102-108 derajat bujur timur.Bagian daratan propinsi ini berbatas dengan propinsi Jambi di sebelah Utara. Propinsi Lampung di Selatan dan propinsi Bengkulu dibagian Timur dibatasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.Sumatera Selatan dikenal juga dengan sebutan Bumi Sriwijaya karena wilayah ini pada abad 7-12 Masehi merupakan pusat kerajaan maritim terbesar dan terkuat di Indonesia yang berpengaruh sampai ke Formosa dan Cina di Asia serta Madagaskar di Afrika.

Disamping itu, Sumatera Selatan sering pula disebut sebagai Daerah Batang Hari Sembilan, karena dikawasan ini terdapat 9 sungai besar yang dapat dilayari sampai jauh ke hulu. Yaitu, sungai musi, Ogan, Komering, Lematang, Kelingi, Rawas, Batanghari Leko dan Lalan serta puluhan lagi cabang-cabangnya.


Rumah Tradisional Limas

300.jpgRumah Limas merupakan prototipe rumah tradisional Palembang. Selain ditandai dengan atapnya yang berbentuk limas, rumah tradisional ini memiliki lantai bertingkat tingkat yang disebut Bengkilas dan hanya dipergunakan untuk kepentingan keluarga seperti hajatan. Para tamu biasanya diterima diteras atau lantai kedua.Kebanyakan rumah limas luasnya mencapai 400 sampai 1000 meter persegi atau lebih, yang didirikan diatas tiang-tiang dari kayu unglen atau ulin yang kuat dan tanah air.Dinding, pintu dan lantai umumnya terbuat dari kayu tembesu. Sedang untuk rangka digunakan kayu seru.Setiap rumah terutama dinding dan pintu diberi ukiran. Saat ini rumah limas sudah mulai jarang dibangun karena biaya pembuatannya lebih besar dibandingkan membangun rumah biasa. Rumah limas yang sering dikunjungi oleh wisatawan adalah milik keluarga Bayuki Wahab di Jl. Mayor Ruslan dan Hasyim Ning di Jl. Pulo, 24 Ilir, Palembang. Namun hampir ditiap pelosok kota terdapat rumah limas yang umumnya sudah tua, termasuk sebuah rumah limas di museum Balaputra Dewa.


Songket

songket02.jpgTenun songket Palembang, baik dalam bentuk kain atau selendang saat ini sudah cukup kondang di Indonesia, terutama setelah berulang kali dilakukan promosi dalam berbagai event nasional, festival dan fair. Terbuat dari benang sutera kombinasi benang emas yang ditenun dengan cita rasa seni yang tinggi. Songket merupakan kerajinan tradisional Palembang yang khas, sehingga berbeda dengan daerah-daerah lain dan umumnya merupakan hasil industri rumah tangga. Pekerjaan ini biasanya dilakukan kaum wanita, walaupun terakhir ini kaum pria juga sudah berpartisipasi. Memiliki berbagai motif seperti lepus, jando beraes, bunga inten, tretes midar, pulir biru, kembang suku hijau, bungo cino, bunga pacik dan lain-lain songket umunnya dipakai kamu wanita dalam upacara-upacara perkawinan, resepsi-resepsi resmi dan acara-acara adat. Songket yang dikenakan menunjukan pula martabat pemakainya. Hasil industri rumah tangga ini seringkali dijadikan cinderamata.Selain songket ada lagi industri rumah tangga, yakni kain tanjung dan gebeng yang ditenun dari benang sutera.


Taman Hutan Wisata Punti Kayu

Hutan Wisata Punti Kayu ini dapat dijangkau dengan kendaraan umum trayek km 12 yang letaknya sekitar 7 km dari pusat kota dengan luas + 50 ha Sejak tahun 1998 telah ditetapkan sebagai hutan lindung. Sejak tahun 1986 hasil kesepakatan antara Provisnsi Sumatera Selatan danDepartemen Kehutanan, Hutan Wisata Punti Kayu menjadi Hutan Wisata dengan menambah beberapa sarana wisata. Taman Hutan Wisata Punti Kayu dibagi atas 4 wilayah yaitu :



A. Wilayah taman rekreasi yang mempunyai fasilitas :

1. Kolam Renang
2. Tempat Teduh
3. Pos Keamanan dan Pos Informasi ;
4. Kebun Binatang
5. Sarana Olah Raga
6. Ruang serba guna

B. Wilayah Hutan Lindung
C. Wilayah Perkemahan
D. Wilayah Danau dan Rawa


Bukit Siguntang

Bukit Siguntang of about 27 meters high from the sea level lies at the western part of Palembang city. During Sriwijaya era it became a holy place for a Buddhists. Based on the historical event, there lived, about 1000 Buddha monks on the hill. Up to now Bukit Siguntang hill has still been considered as a sacred place. In 1920, it had found Buddha statue in Amarawati style and supposed from 11th centuries A.D. This statue put in Sultan Mahmud Badaruddin Museu, beside Kuto Besak Fortress. There are sacred graves on the top of Bukit Siguntang. One of them is Sigentar Alam grave that become the oath place of the pilgrimage. According to the legend, Sigentar Alam is a King in Sriwijaya period. Nowadays, Bukit Siguntang has beautiful scenery.

Menyusuri Sungai Musi, Palembang



Tidak lengkap rasanya bila berkunjung ke Palembang tanpa menyusuri sungai yang sangat terkenal itu. Ya.. Sungai Musi. Sungai yang menjadi kebanggaan masyarakat Palembang. Perjalanan menyusuri Sungai Musi merupakan hal yang wajib dilakukan bagi wisatawan yang ingin tahu bagaimana suasana Palembang yang sebenarnya.

Di sepanjang sungai Musi, kita dapat menemukan beberapa objek wisata yang menjadi kebanggaan juga untuk masyarakat Palembang. Sungai ini masih menjadi andalah masyarakat Palembang dalam hal transportasi air. Dapat dilihat dari banyaknya perahu (taksi) motor yang mondar-mandir membawa penumpang yang ingin menyeberang.

Cara Mencapai Daerah ini
Untuk menuju sungai musi, anda dapat menggunakan angkutan kota (angkot) dengan jurusan Ampera atau pasar 16 Ilir, tarifnya sekitar Rp.1.500 " Rp.5.000 tergantung dari mana anda naik. Atau anda juga dapat menggunakan becak palembang, dengan tarif sekitar Rp.5000,- s/d Rp.10.000,-. . Dari Jembatan Ampera kita turun menuju dermaga dan menyewa sebuah perhu motor. Harganya sekitar Rp.50.000,- s/d Rp.100.000,- jangan mau bila minta lebih dari itu. Dengan harga segitu anda dapat menyusuri sungai Musi sepuasnya.

Tempat Menginap
Palembang merupakan salah satu kota tujuan wisata di Indonesia, jadi anda tidak perlu khawatir untuk mencari tempat menginap di Palembang. Harganya juga bervariatif antara Rp.250.000,- s/d Rp.5.000.000,-.


Tempat Bersantap
anda tidak perlu bingung mencari tempat makan di Palembang, karena sangat banyak dan beragam. Dan masing-masing dari tempat makan tersebut menawarkan menu andalan mereka yaitu pindang ikan Patin. Itu merupakan makanan khas Palembang. Anda harus mencobanya.

Berkeliling
Berkeliling Sungai Musi anda memang harus menggunakan perhau bermotor. Anda dapat menyewanya tepat dibawah jembatan Ampera. Disana memang pusatnya penyewaan kapal-kapal untuk disewa oleh wisatawan-wisatawan, baik asing maupun lokal.

Yang Dapat Anda Lihat Atau Lakukan
Sepanjang Sungai Musi ada beberapa objek wisata, seperti salah satunya Pulau Kemaro dan Makam Ratu Bagus Kuning. Anda dapat meminta supir perhu untuk membawa anda ke tempat-tempat tersebut. Jangan khawatir, mereka tahu benar kawasan itu.


Buah Tangan
Buah Tangan yang dapat anda beli, banyak sekali dari mulai kerupuk Palembang sampai Pempek semua tersedia. Dan juga kerajinan-kerajinan tangan, seperti songket dan kain jumputan.

Tips
Agar liburan anda terasa nyaman, ada beberapa tips yang mungkin akan berguna. Udara di Palembang cukup panas, sama halnya dengan Jakarta. Jadi pilihlah pakaian yang tipis dan menyerap keringat. Jangan lupa membawa Topi atau payung untuk melindungi diri dari sengatan matahari.

Artikel oleh: Bianka I Goeritno


Menikmati Indahnya Danau Ranau





Oleh Oyos Saroso H.N.


10 DESEMBEER 2007. Hari merambat malam. Gerimis rinai yang turun selepas magrib belum juga berhenti. Kami harus memutuskan untuk memilih tempat menginap. Kami harus menyimpan energi karena esok harinya masih harus mendatangi beberapa tempat di Lampung Barat untuk liputan.


“Saya tak mau lagi menginap di ‘hotel hantu’! Mumpung sudah sampai di Liwa, besok kita harus ke Danau Ranau,” ujar saya kepada beberapa rekan saya—semuanya jurnalis—begitu kami keluar dari rumah dinas Wakil Bupati Lampung Barat.


Malam itu, kami memang habis bertemu dengan Mukhlis Basri, Bupati Lampung Barat yang siang harinya baru saja dilantik oleh Gubernur Sjachroedin Z.P. Malam sebelumnya, ketika datang ke Liwa untuk menghadiri acara pelantikan bupati, kami menginap di sebuah hotel yang menurut saya lebih pas disebut losmen. Bangunannya tua. Pintu kamar mandi berlubang. Tempat tidurnya berdebu. Lantai warna putih yang sudah berubah kusam itu pun terasa kalau tidak disapu.

Kami terpaksa menginap di “hotel” itu karena dini hari baru sampai Liwa dengan kondisi lelah dan mengantuk. Saya sulit tidur karena selalu diganggu mimpi buruk. Makanya, saya sebut tempat penginapan itu sebagai “hotel hantu”. Saya tak bisa membayangkan jika ada wisatawan asing menginap di hotel itu.

Juwendra Asdiansyah, jurnalis koran Sindo menolak keras usulan saya agar esok hari berangkat ke Danau Ranau. Alasannya, selain dia pernah ke Danau Ranau, tempat wisata itu arahnya bertolak belakang dengan tujuan liputan yang kami rencanakan esok harinya. “Besok kita akan ke Pantai Krui dan melihat penangkaran penyu di daerah Biha. Kalau ke Ranau dulu kita akan kemalaman di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan,” kata Juwendra.

Untunglah tawaran ”cerdas” datang dari Basuki Rahmat, staf Humas Pemda Lampung Barat. ”Bagaimana kalau menginap di hotel dekat Danau Ranau. Besok jam 09.00 WIB sudah bisa berangkat ke Kru dan Biha,” ujarnya.

Saya berteriak dalam hati. Bukan saja karena malam itu akan terbebas dari mimpi buruk dan godaan hantu, tetapi lantaran akan bisa mewujudkan mimpi lama: menikmati indahnya Danau Ranau.Selama ini saya baru menikmati indahnya Danau Ranau dari cerita teman-teman dan beritaa yang saya baca di koran atau tayangan yang saya lihat di layar kaca.

Setelah pamitan dengan Basuki, malam itu kami bertujuh meluncur ke Pekon Lombok, Kecamatan Sukau. Kepala saya sudah terasa pusing. Hujan yang megguyur sebagain besar wilayah Lampung Barat membuat saya harus merapatkan jaket ke tubuh. Saya tak bisa menikmati perjalanan karena malam pekat. Yang pasti, mobil yang membawa kami melintasi jalan yang berkelak-kelok. Rasanya seperti menuku Puncak, Jawa Barat. Perjalanan sangat lancar karena jalan raya Liwa—Sukau kini diperlebar dan mulus.

Kurang dari satu jam kami sudah sampai di Hotel Seminung Lumbok Resort. Lampu hanya berpendar di sekitar areal hotel sehingga kami tidak bisa melihat indahnya Danau Ranau dan Gunung Seminung. Rasa penasaran saya simpan di hati.

”Besok kita harus jalan-jalan dan mandi di danau,” ujar Budisantoso Budiman, jurnalis kantor berita LKBN Antara.

Saya mengiyakan. Malam itu, saya bisa tidur nyenyak tanpa dihantui mimpi buruk.

Setelah salat subuh, saya dan Budi menikmati dingin kabut menuju tepi Danau Ranau. Kami menyusuri jalan menurun. Dari kejauhan tampak gugusan bukit berbalut kabut. Gugusan bukit nan biru itu seolah sabuk yang melingkari pinggang Danau Ranau.

Dua nelayan dengan perahu kecil tampak hilir mudik di danau. Beberapa burung terbang. Sesekali turun rendah dan menjejakkan kakinya ke air danau, lalu terbang lagi.

Sejauh mata memandang, yang tampak adalah bentangan warna biru dan sedikit saputan kabut putih. Saya jadi teringat Danau Rawapening di Ambarawa, Jawa Tengah. Tidak. Rawapening tak seindah Danau Ranau. Rawapening yang berbalut kisah legenda itu dipenuhi enceng gondok sehingga perahu sulit berjalan. Sementara Danau Ranau sangat bersih. Asri.

Di sebelah kanan gazebo di pinggiran danau tampak beberapa karamba ikan tawar. Ada dua karamba apung dan puluhan karamba tancap di sana. ”Sebagian sudah mulai berproduksi. Rumah mertua saya juga ada di sekitar situ,” kata Hendri Rosadi, jurnalis Lampung Post.

Jenis ikan yang kini banyak dibesarkan di dalam karamba adalah ikan emas dan nila. Ikan itu bisa dipanen jika sudah berusia 4 bulan. Namun,di luar karamba--maksudnya di seantero danau--ikan mujair menjadi "komunitas" terbanyak.

Sebenarnya rasa penasaran saya terhadap Danau Ranau tidak semata-mata karena keelokannya, tetapi juga karena cerita-cerita di baliknya. Beberapa teman dari Sumatera Selatan dan Lampung sering bercerita bahwa danau itu dipenuhi kisah legenda. Yang paling terkenal adalah Legenda Pohon Ara dan Si Pahit Lidah.

Konon sebagian besar masyarakat sekitar danau itu percaya danau ini berasal dari pohon ara. Pada zaman dulu di tengah-tengah Danau Ranau tumbuh pohon ara warna hitam yang sangat besar.

Pada suatu masa warag di daerah Ogan, Krui, Libahhaji, Muaradua, Komering kesulitan air. Mereka lalu berduyun-duyun mendatangi pohon ara itu sambil membawa aneka makanan. Mereka mendapatkan kabar akan bisa mendapatkan air jika menebang pohon ara itu. Namun, ketika akan menebang pohon ara mereka kebingunan karena tidak punya alat. Saat itulah datang seekor burung.

Burung yang bertengger di pucuk pohon ara itu bisa bicara. Burung itu mengatakan bahwa pohon tersebut bisa ditebang dengan alat yang bentuknya mirip kaki manusia. Warga pun membuat alat menggunakan batu bergagang kayu untuk memotong kayu ara raksasa itu. Pohon ara itu tumbang. Keanehan pun terjadi: dari lubang bekas pohon mengucur air dengan deras hingga menggenangi kawasan rendah itu. Akhirnya terbentuklah danau yang kini dikenal sebagai Danau Ranau.

Pohon ara yang tumbang dan melintang itu konon menjadi Gunung Seminung. Hal itu membuat jin yang tinggal di Gunung Pesagi marah . Jin itu pun meludah ke danau. Jadilah bekas ludahan jin air panas. Makanya, di sekitar Danau Ranau kini ada air panas yang juga menjadi obyek wisata pemandaian air panas. Wallahu ’alam.

Terlepas dari legenda itu, Danau Ranau, sabuk bebukitan yang mengelinginya, dan naungan Gunung Seminung sering berselimut kabut kini menyebar pesona bagi siapa saja yang mengunjunginya. Pengunjung bisa berlayar dengan perahu sewaan sambil menikmati indahnya alam.
Bila kawasan wisata itu benar-benar bisa berkembang, tentu akan mendatangkan kesejahteraan bagi warga sekitar. Persis seperti kisah berkah kayu ara raksasa yang ditumbangkan untuk mendapatkan air bagi kehidupan.


Danau Ranau, danau dengan sejuta legenda

Author: lambar | Files under Objek Wisata

Danau ranau adalah obyek wisata yang terletak di perbatasan Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten OKU. Tempat wisata yang terletak di wilayah Lampung Barat terletak di Desa Lombok yang telah dibangun daerah wisata terpadu yang meliputi Hotel, tempat penangkaran rusa dan lain - lain. Selain itu rumah penduduk juga akan dijadikan tempat menginap untuk para wisatawan, sehingga mereka bisa merasakan tinggal di rumah panggung.Menurut penduduk yang ada disekitar danau terdapat banyak kisah yang menceritakan asal usul terjadinya danau ranau, dan salah satunya yang saya tulis dibawah ini.

Asal Danau Ranau
Meskipun secara teori ilmiah diyakini danau ini terjadi akibat gempa tektonik, seperti Danau Toba di Sumatera Utara dan Danau Maninjau di Sumbar, sebagian besar masyarakat sekitar masih percaya danau ini berasal dari pohon ara. Konon, di tengah daerah yang kini menjadi danau itu tumbuh pohon ara yang sangat besar berwarna hitam.
Konon saat itu, masyarakat yang berasal dari berbagai daerah seperti Ogan, Krui, Libahhaji, Muaradua, Komering, berkumpul di sekeliling pohon. Mereka mendapat kabar jika ingin mendapatkan air, harus menebang pohon ara tersebut. Masyarakat dari berbagai daerah itu pun berkumpul dengan membawa makanan seperti sagon, kerak nasi, dan makanan lainnya.
Persis saat akan menebang pohon, masyarakat kebingungan bagaimana cara memotongnya. Ketika itulah muncul burung di puncak pohon yang mengatakan untuk memotong pohon, mereka harus membuat alat yang bentuknya mirip kaki manusia. Mereka pun akhirnya membuat alat menggunakan batu yang gagangnya dari kayu. Akhirnya pohon ara pun tumbang. Lalu dari lubang bekas pohon ara itu keluar air dan akhirnya meluas hingga membentuk danau. Sementara pohon ara yang melintang kemudian membentuk Gunung Seminung. Karena marah, jin yang tinggal di Gunung Pesagi meludah hingga membuat air panas di dekat Danau Ranau. Sedangkan serpihan batu dan tanah akibat tumbangnya pohon ara menjadi bukit yang ada di sekeliling danau
Di samping itu, masih di sisi Danau Ranau, tepatnya di Pekon Sukabanjar, berseberangan dengan Lombok, terdapat kuburan yang diyakini masyarakat sebagai makam Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat. Makam keduanya terletak di kebun warga Sukabanjar bernama Maimunah. Untuk menuju ke lokasi, selain naik perahu motor dari Lombok, bisa juga dengan berkendaraan.
Menurut juru kunci kuburan, H Haskia, di sini terdapat dua buah batu besar. Satu batu telungkup yang diyakini sebagai makamnya Si Pahit Lidah dan satu batu berdiri sebagai makamnya Si Mata Empat. Si Pahit Lidah yang oleh masyarakat disebut sebagai Serunting Sakti berasal dari Kerajaan Majapahit. Karena dianggap nakal, oleh raja, Si Pahit Lidah yang bernama asli Raden


Danau Ranau PDF Print
24-01-2007
Danau Ranau adalah danau terbesar kedua di Sumatera, danau ini tercipta dari gempa besar dan letusan vulkanik dari gunung berapi yang membuat cekungan besar. Terletak pada posisi 4°51′45″bujur selatan dan 103°55′50″bujur timur.

Secara geografis topografi danau ranau adalah perbukitan yang berlembah hal ini praktis menjadikan danau Ranau memiliki cuaca yang sejuk.

Terletak diwilayah kecamatan Banding Agung dengan jarak 125 km dari Baturaja ibukota kabupaten OKU. Danau Ranau luas 8x16 km dengan latar belakang gunung Seminung, sekitar danau di kelilingi oleh bukit dan lembah sehingga hembusan angin di kawasan ini tidak terlalu kencang.

Pada malam hari udara sejuk dan pada siang hari cerah suhu berkisar antara 20 derajat-26 derajat Celsius. Diatas perbukitan dan lembah sekitar danau terdapat perkebunan kopi, tembakau, cengkeh, kayu manis dan palawija.

Pada sisi lain dikaki gunung Seminung terdapat sumber air panas alam yang keluar dari dasar danau. Tempat lain yang menarik untuk dikunjungi adalah Pulau Marisa yang terletak tidak jauh dari air panas.


Lokasi Wisata di Sekitar Kota Lahat, SUMSEL

BUKIT SERELO

Bukit Serelo terletak sekitar 20 km dari kota Lahat. Penduduk setempat menyebutnya Bukit Tunjuk (sebagian gunung Jempol..padahal cuma bukit sih aneh juga), karena bentuk puncaknya yang mirip telunjuk yang mencuat ke langit.

Jika anda bepergian dari Muara Enim, menjelang 20 km memasuki kota Lahat, bukit itu terlihat jelas di sebelah kiri. Dibawahnya terdapat sebuah kompleks untuk menjinakkan, melatih dan mendidik gajah. Sekitar 40 ekor sudah dijinakkan di tempat ini, namun baru sebagian yang dapat diandalkan untuk para pengunjung. Anda dapat juga membuat foto dengan gajah-gajah itu. Tinggal berikan tip sebesar Rp. 5.000,- kepada pawang dan anda dapat berpose sepuasnya. Tidak menjadi soal apakah anda akan memotret untuk 1 roll film atau slide. Tetapi jangan lupa memberikan hadiah kepada gajah-gajah itu, berupa gula-gula, kacang dan sebagainya.

Dibeberapa tempat dibawah bukit terdapat beberapa tempat untuk berkemah atau rekreasi. Para pramuka dan anak-anak muda acapkali mengunjungi tempat-tempat itu. Sebuah sungai kecil dengan air yang jernih dan belum tercemar, dapat menyegarkan anda.
serelo

GUNUNG DEMPO

Gunung Dempo merupakan salah satu obyek wisata alam Kabupaten Lahat. Gunung tertinggi di Sumatera Selatan ini dapat dicapai langsung dari Palembang dengan kendaraan pribadi selama lebih kurang 6 jam, menempuh jarak sepanjang 295 km. Dapat juga mempergunakan bus umum dari Lahat menuju Pagar Alam (60 km), dan dari sini dilanjutkan dengan bus lain menempuh jarak 9 km sampai ke perkebunan dan pabrik teh lereng gunung.

Anda dapat menginap di mess yang tersedia sambil menikmati pemandangan alam indah sekitarnya. Namun apabila ingin melakukan pendakian ke puncak gunung, maka diperlukan bantuan pawang yang disediakan mess.
Gunung Dempo mempunyai dua puncak. Diatas puncak kedua yang lebih rendah terdapat sebuah kawah yang mengeluarkan batu belerang. Kawah ini terletak ditengah lapangan pasir dan bebatuan yang biasa dipergunakan para pendaki untuk beristirahat dan berkemah. Pendakian dari Pabrik teh ke puncak ini membutuhkan paling tidak 6 jam perjalanan. Para pendaki selain menginginkan petualangan, juga pencinta alam.

dempo

AIR TERJUN LEMATANG DAN NDIKAT

Di antara Lahat dan Pagar Alam terdapat dua air terjun yang masing-masing setinggi 40 meter lebih. Lebih dekat ke arah Lahat disebut air terjun Ndikat, sedang ke arah Pagar Alam disebut air terjun Lematang. Keduany menampilkan panorama alam yang sama.

Pada hari-hari libur atau Minggu kedua air terjun ini ramai dikunjungi wisatawan, untuk rekreasi atau piknik.

Kedua tempat wisata ini dapat dijangkau dengan kendaraan bermotor, baik dari Lahat maupun Pagar Alam. Namun untuk lebih mendekat ke air terjun harus turun berjalan kaki, yang tidak kurang asyiknya adalah selama perjalanan melalui liku-liku tajam sehingga cukup menegangkan.

22.jpg

(inset , ini bukan air terjun Lematang Indah, tapi air terjun apa yah..saya lupa namanya, tapi Lematng Indah paling Indah air terjunnya)

L E M A T A N G

Sungai Lematang merupakan sungai terbesar di Kabupaten Lahat. Sepanjang sungai ini, sebenarnya merupakan obyek wisata alami yang memantulkan keindahan tersendiri. Lematang, seperti sungai-sungai lain yang mengalir di daerah ini, memiliki arus deras, sedang di berbagai tempat terdapat batu-batu besar. Sungai ini, terutama di bagian hulu, setiap tahun menjadi ajang lomba rakit tradisional yang di gelar tanggal 7 Agustus. Lomba yang cukup riskan dan penuh petualangan ini disaksikan ribuan penonton baik lokal maupun wisatawan. Apalagi untuk menyaksikan lomba yang menjadi rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan itu tanpa memungut bayaran.

AIR TERJUN KARANG DALAM

Lokasi air terjun ini berada sesudah wilayah dusun Kuba, dengan wilayah yang mudah dijangkau dan bila anda memang menyukai tantangan tempat ini cocok untuk Anda. perjalanan ditempuh dengan berjalan kaki yang cukup jauh karena kendaraan tidak dapat masuk. Jadi jangan lupa mampir kesana ya.

KEBUN BINATANG RIBANG KEMAMBANG

Kebun binatang ini terletak di kota Lahat, merupakan tempat wisata buatan yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Lahat. dan tidak sulit untuk menjangkaunya. Cukup dengan angkot atau ojek yang sering mangkal anda bisa langsung di antar ke tujuan. Kebun ini memiliki kolam, tapi lebih tepat danau kecil karena cukup besar untuk sebuah kolam. Danau ini berisi ikan dan satwa air yang sering kita lihat. Namun sekarang sepertinya Pemda Kota Lahat kurang memperhatikan objek wisata ini. Padahal ini bisa menjadi salah satu objek yang bagus.

Taman rekreasi Ribang Kemambang ini terdiri atas kolam pemancingan, kebun binatang mini, dan halaman rekreasi yang telah dihijaukan oleh pepohonan.

Foto courtesy of lahatkab.go.id

AIR TERJUN BIDADARI

foto courtesy of lahatkab.go.id

Air Terjun Bidadari terletak di desa Karang Dalam Kecamatan Pulau Pinang kurang lebih 8 km dari kota Lahat.

Disekitar lokasi Air Terjun tersebut, ada 3 Air Terjun (Air Terjun Bujang Gadis, Air Terjun Sumbing dan Air Terjun Naga) lagi yang dapat dinikmati dengan menyusuri aliran dari Air Terjun Bidadari.

Masih banyak Air Terjun dan objek wisata alam lainnya,seperti :
Air Terjun Kerinjing
Air Terjun Lawang Agung
Air Terjun Lintang (Keban)
Tebat Sekedi
Gua Mesanap Mesaris
Gua Sarang Burung (Gua Besar)
Gua Suruman
Pesona Sungai Lematang
Sumber Air Panas Tanjung Sakti

Catatan dari saya : Saya baru mencoba Air Terjun Bidadari, untuk yang lain belum sempat hehehehe

Sumber Air Panas Tanjung Sakti

foto courtesy of lahatkab.go.id

Sumber Air Panas Tanjung Sakti dapat ditempuh dari Ibukota Kecamatan sekitar 10 menit perjalanan menggunakan kendaraan roda 2 atau roda 4. Karena letaknya berada dekat dengan pusat keramaian Kecamatan Tanjung Sakti. Letak Sumber Air Panas ini berada tepat dibawah jembatan yang setiap hari dilalui oleh masyarakat sekitar.

AIR TERJUN LAWANG AGUNG

foto courtesy of lahatkab.go.id

foto courtesy of lahatkab.go.id

Salah satu potensi wisata yang berada di Kecamatan Jarai ini layak untuk dikembangkan untuk menambah pendapatan daerah, dengan lokasi yang tidak terlalu jauh dari jalan utama, lokasi Air Terjun Lawang Agung dapat dicapai dengan menggunakan mobil. Kondisi jalan menuju lokasi sekitar 500 m, dengan kondisi jalannya menurun dan berbatu-batu kecil.

TEBAT SEKEDI

foto courtesy of lahatkab.go.id

foto courtesy of lahatkab.go.id

Danau indah yang dikelilingi oleh pemandangan terletak 20 km dari kecamatan Muara Pinang desa Sukadana










No comments: