Bermain di Keajaiban Alam Dieng
- Kategori : Berita, Loenpia-ku
Cuaca memang lagi tak menentu, namun tekat untuk mengunjungi dataran tinggi Dieng yang terletak di perbatasan Wonosobo dan Banjarnegara tidak mengurungkan niat Tim Betmen. Tidak peduli hujan dan panas, kami tetap saja menikmati perjalanan. Alunan musik, obrolan, dan canda tawa mewarnai perjalanan tim betmen yang kali ini hanya dengan formasi minimal, yaitu saya, Dendi, dan H4rs.
Berangkat dari Semarang pukul 10 pagi, kami memutuskan untuk melewati jalur Bandungan. Tanjakan dan turunan yang kami lewati sebanding dengan keindahan alam yang kami ratapi sepanjang perjalanan. Siang sekitar pukul 2, kami mampir di alun-alun Wonosobo, singgah di masjid dan berburu Mie Ongklok. Hujan deras menambah nikmat saat menyantab Mie Ongklok di kios Pak Muhadi Jalan Ahmad Yani.
Singgah sebentar di depan kantor Telkom Wonosobo yang menyediakan hotspot, untuk melaporkan perjalanan ke Dieng di Milis Semarangan, kami langsung meluncur ke Dieng diiringi hujan yang berangsur reda. Tidak butuh waktu lama dari Kota Wonosobo ke Dieng hanya sekitar 45 menit. Memasuki dataran tinggi Dieng, kabut menyambut kami. Jalanan yang mulus membuat kabut, tanjakan, dan sesekali turunan tidak terlalu menjadi masalah.
Keindahan alam yang sempat bikin kami ternganga tak terasa telah mengantarkan kami ke puncak dataran tinggi Dieng. Kami pun mencari tempat untuk menginap di perkampungan Dieng. Setelah memilih di antara dua tempat yang ada, kami memutuskan untuk menginap di Bu Djono, dengan pertimbangan parkirnya lebih luas. Untuk menginap semalam ongkosnya 80 ribu rupiah dengan fasilitas dua bed dan kamar mandi dalam.
Setelah beristirahat sebentar, malamnya kami berburu kuliner. Setelah berputar-putar di sekitar penginapan yang kami temukan hanya dua warung, yaitu warung sate kambing, dan satunya warung bakso dan mie ayam. Setelah menyantap bakso, memejamkan mata lebih awal adalah pilihan tepat untuk bangun pukul 4 pagi. Ya, kali ini tim betmen berhasil tepat waktu bangun pukul 4 pagi.
Dalam dingin yang menusuk tulang dan suara rintik gerimis yang masih terdengar di luar, kami tetap bersiap-siap. Tak berapa lama Pak Didik yang akan memandu perjalanan kami pun datang. Kami langsung meluncur ke tujuan pertama yaitu melihat sunrise, Bukit Pakuwaja yang terletak sekitar 4 km di bawah penginapan langsung kami sergap. Beruntung cuaca berubah cerah, dari Bukit Pakuwaja terlihat jelas Gunung Sindoro, Merbabu, dan Ungaran.
Puas menikmati sunrise, kami kembali ke atas melewati penginapan untuk menuju candi, kawah, dan telaga. Kawasan Candi Dieng terasa sangat indah karena dibalut suasan pegunungan, ada banyak candi si situ, yang paling mencolok adalah tiga candi yang letaknya berdekatan, yang paling besar adalah Candi Arjuna. Setelah puas menikmati candi, berfoto-foto, serta mendengar cerita dari Pak Didik, kami singgah di warung dekat loket masuk. Segelas Purwaceng campur susu langsung kami teguk untuk menghangatkan suasana pagi itu.
Target kunjungan kami selanjutnya adalah Telaga Cebong, Kawang Sikidang, dan Telaga Warna. Perlu diinget semua tempat wisata ini tidak berjuahan, jadi tidak butuh waktu lama untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Dan selain tempat yang kami kunjungi masih banyak tempat lain yang belum sempat kami kunjungi. Singgah sebentar di Telaga Cebong dan Kawang Sikidang, kami langsung meluncur ke Telaga Warna.
Telaga Warna benar-benar mempesona, sesuai dengan namanya, telaga ini berwarna kehijauan. Dengan background bukit yang juga hijau, pandangan mata akan langsung terasa sejuk dibuatnya. Di lokasi wisata Telaga Warna, juga ada beberapa keindahan alam lain, seperti, telaga pengilon, tiga goa pertapaan, dan tentunya, wisata hutan yang mempesona.
No comments:
Post a Comment