Dieng - Negeri di atas awan…
Pagi itu,
Kamis 12 Juni 2008 ceritanya Sekarlangit lulus TK dan mau perpisahan di
sekolahnya… berhubung ini jadi big event buat dia, jadilah gue ijin dari kantor
buat menghadiri pesta perpisahannya.
Minggu depannya sesuai rencana sebelumnya, setelah lulus
TK kami sekeluarga mau liburan ke Jawa. Berhubung seumur-umur dulu di Jawa tapi
belum pernah ke Dieng, langsung deh diputuskan liburan kali ini :
DIENG!!! Sekalian mau nyobain mobil Innova baru (nggak baru-baru amat sih, udah
3 bulan) buat jalan jauh…
Minggu
pagi, jam 3 start dari Duren Sawit. Ngisi bensin dulu, langsung tancap
menuju Cipularang. Jalur yang direncanakan: Jakarta – Cipularang – Ciamis –
Purwokerto – Wonosobo.
Berhubung masih pagi, tol masih lega banget. Di sepanjang
tol Cipularang bisa agak konstan di kecepatan 120 km/jam. Cukuplah untuk sebuah
perjalanan keluarga.
Sebagai supir, gue merasa sangat sirik sama Sekarlangit
yang sepanjang perjalanan bisa tidur selonjor di bangku tengah, dan kalau
bangun terus bisa main-main di karpet.
Perjalanan lumayan lancar, 7 jam sudah sampai daerah
Purwokerto. Mampir sebentar di Sukaraja – Purwokerto jam 10 pagi, buat makan
Soto Pak Kecik. Mak Nyuuuss…
Sekali isi bensin di Banjarnegara, sampailah kami di
Wonosobo jam 12 siang, cek in di Hotel Kresna. Bagus banget interior hotelnya,
so classic. Furnturenya bagus-bagus. Tapi rate-nya agak mahal untuk ukuran
daerah, di Wonosobo gitu loh… Kolam renangnya duingiinn banget…
Hotel lain ada beberapa sih, lebih murahan. Tapi
berhubung ini liburan keluarga, lagi males ambil risiko…
Kami dapat kamar yang cukup luas menghadap ke jalan raya,
jadi kalau pagi bisa lihat aktivitas masyarakat yang mulai pada berangkat
kerja/sekolah.
…ruang makan hotel yang classy…
…pose sebentar di depan lobby area…
…siNOVA ikutan pose di depan hotel…
…pose sebentar di depan hotel…
Besok paginya, barulah kami meluncur ke Dieng. Tujuan
sebenarnya dari perjalanan kali ini. Wuih, bener-bener deh… jalanannya asik
naik turun belok-belok, tapi pemandangannya itu lho yang WOW…
Mobil kami bisa sampai ada di atas awan, sampai-sampai
istri berkali-kali ngingetin ”liatin jalan, jangan liat kanan kiri”…
Dari Wonosobo menuju ke Dieng jarak yang harus ditempuh
sekitar 25 km, dicapai dalam waktu sekitar 30 -45 menit (nggak termasuk
mampir-mampir buat foto). Jalannya cukup curam naik turunnya, jadi kalau bisa
jangan bawa mobil yang nggak fit, ban gundul, atau ”napas”nya ngepas.
Pertama-tama kami berhenti sebentar di Menara Pandang
buat menikmati view yang oke banget, mungkin kalau kami sampai sana lebih pagi
lagi (sebelum jam 6) bisa dapat pemandangan sunrise yang lebih dahsyat.
Jam 9 pagi aja bisa bening begini langitnya…
…hijaunya dedaunan, birunya langit dan pegunungan…
…little happy family…
Selesai dari Menara Pandang, lanjut naik lagi ke kompleks
Diengnya. Di situ ada kawah, ada candi, dan ada telaga warna.
Namanya juga kawah, ya pasti bau belerang lah ya…
Tapi demi rasa penasaran, wong sudah jauh-jauh ke sana
masa gak sampai kawahnya… jadi deh dijabanin juga dan potret-potret di kawah.
Ada kawah Sileri, ada juga yang lebih besar yaitu kawah Sikidang. Di kawah
Sikidang ini agak ramai, dan untuk masuknya bayar lagi. Kawah Sikidang ini
asapnya banyak banget, jadi kalau mau lihat kawahnya musti tunggu angin agak
reda atau ya siap-siap tutup hidung. Setelah puas lihat kawah, di situ bisa
makan kentang goreng fresh… lumayan enak sambil dingin-dingin udara Dieng…
…kawah Sikidang…
…little happy family…
Dari kawah, perjalanan lanjut lagi nonton teater tentang
cerita Dieng, dan telaga warna. Terus terang telaga warna Dieng agak mengerikan
menurut gue… warnanya hijau muda dan tidak tampak kehidupan didalamnya…
kesannya didalamnya itu ada sesuatu yang sangat misterius. Bisa-bisa
kalau kita kecebur nanti dihisap dan masuk ke kehidupan lain. Hiiii…..
Di telaga warna juga ada jalan setapak yang bisa disusuri
sambil menikmati pemandangan.
…muramnya Telaga Warna…
…lorong pepohonan di Telaga Warna…
…mejeng sama siNOVA di depan teater…
Pulangnya dari Dieng meluncur turun ke Wonosobo, sempat
foto-foto lagi dengan nuansa sore… kalau tadi berangkatnya kan nuansa pagi.
Saking bersihnya langit, jam 3 sore bulan sudah kelihatan
tuh… (keliatan kecil sih, karena pakai lensa lebar). Kita bisa
pilih, mau lihat hamparan kebun kol, kebun kentang, atau lainnya.
Satu hal yang dirasakan selama seharian melewati kawasan
Dieng, penduduknya rajin-rajin. Hampir tidak pernah lihat orang yang
nongkrong-nongkrong, semuanya kerja di kebun masing-masing. Betul-betul
menyenangkan melihatnya…
…Dieng menjelang senja…
…narsis juga nih mobil…
Malam harinya kami mencoba masakan khas Wonosobo à Mie
Ongklok. Rasanya cukup unik… pertama-tama agak aneh pas ketemu di mulut,
begitu sendokan ketiga dan seterusnya sudah mulai biasa. Enak juga Mie Ongklok,
cocok dengan dinginnya malam di Wonosobo. Oh iya, satu lagi unik (tapi nggak
enak) nya Wonosobo, jam 18:30 kehidupan luar rumah sudah selesai. Alhasil di
atas jam itu sepiii… cari makanan juga susah. Setelah jam tersebut yang ada
di sekitar alun-alun tinggal roti bakar dan wedang ronde. Wedang ronde di
alun-alun Wonosobo cukup unik. Selain rasanya yang manis (kurang jahenya), juga
termasuk dalam paketnya sepiring kecil emping. Baru kali ini minum wedang ronde
ditemani emping…
Selesailah sudah petualangan ke Dieng yang sudah
diidamkan dari lama. Semoga perjalanan ke Dieng ini bukan jadi petualangan yang
terkahir. Akan ada petualangan Dieng yang ke-2 paling tidaklah… masih
penasaran pengen hunting foto yang agak fokus.
Cari
sunrise (jam 5 sudah on the spot), sunset (jam 4 sore sudah siap di atas),
human interest (petani, rambut gimbal), dll. Wah bener-bener
lengkap deh di sini buat para fotografer…
Besok paginya kami melanjutkan perjalanan ke Purwokerto
dan Garut.
Beberapa tips buat yang mau ke Dieng:
- Untuk
tujuan utama ke Dieng, kalau bepergian dengan keluarga supaya agak nyaman
cari penginapannya di Wonosobo. Kalau bepergian dengan teman-teman yang
hobi berpetualang, bisa coba menginap di Diengnya. Di sana lebih dekat
dengan lokasi, tetapi mungkin fasilitas tidak senyaman hotel di Wonosobo. - Siapkan
kondisi kendaraan supaya prima. Jalan ke Dieng lumayan curam, kalau
kendaraan kurang fit bisa merusak semua perjalanan. - Kalau
bisa, mulai naik ke Dieng pada pagi hari. Apalagi kalau bisa dapat sunrise
di atas. Siang hari biasanya kabut atau awan turun jadi mengurangi pemandangan. Sore hari menjelang senja bisa didapat pemandangan indah yang lain lagi,
nuansanya berwarna jingga. - Cari
atau mintalah peta Dieng di hotel tempat menginap, supaya bisa
direncanakan jalur yang mau dilewati. - Sedia
jaket atau baju hangat, di sana dingiiin…. - Sedia
kamera untuk dokumentasi, rugi sudah sampai sana kalau nggak ada foto-foto.
Salam jalan-jalan…
No comments:
Post a Comment