Kepariwisataan Bengkulu Danau Dendam Tak Sudah Tawarkan Wisata Rakit
Memancing di Danau Dendam Kamis, 9 Oktober 2008 Objek wisata Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) yang terletak di kawasan Cagar Alam Dusun Besar (CADB) di jalan poros Kota Bengkulu-Lubuk Linggau kini mulai dikembangkan sebagai lokasi wisata menarik di daerah Bengkulu. Dalam rangka menyemarakkan masa liburan Lebaran baru-baru ini, Pemprov Bengkulu menawarkan wisata rakit tradisional untuk mengelilingi danau itu. Masyarakat pun memberikan respons positif dengan cara berbondong-bondong berwisata ke kawasan Danau Dendam Tak Sudah sambil memancing ikan. Koordinator pedagang di sekitar DDTS, Ta'in, kepada Antara pekan lalu mengatakan, untuk menarik minat pengunjung datang ke DDTS, para pedagang bekerja sama dengan masyarakat dan nelayan yang ada di sekitar daerah tersebut membuat ide keliling danau dengan naik rakit dari bambu yang disusun dan diberi atap rumbia dengan tempat duduk seadanya. "Kami sengaja membuat seperti ini sehingga bentuknya sangat alami sesuai dengan kondisi danau yang masih alami," ujar Ta'in. Ia menambahkan, untuk satu kali keliling danau membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit dengan tarif Rp 5.000/ orang. Tarif sekali naik tidak mahal, namun pengunjung dapat memuaskan matanya melihat sekitar danau yang masih sangat asri ini. Ta'in menjelaskan, selama ini pengunjung hanya bisa menikmati keindahan danau dari pinggir jalan raya saja. Mereka tidak bisa melihat sekeliling danau. Namun, dengan adanya rakit ini, sekarang masyarakat bisa melihat langsung keindahan danau itu. Selain dapat melihat keindahan danau, pengunjung dapat pula melihat pemandangan di sekitar DDTS yang sangat indah. Apalagi, di sekelilingnya terlihat gundukan Bukit Barisan dan aneka flora langka seperti anggrek matahari, bakung, nipah, pulai, embacang rawa, terentang, plawi, brosong, gelam, pakis, dan sikeduduk. "Namun, dari sekian banyak flora langka yang ada di DDTS, belum ada yang mampu mengalahkan keindahan Vanda Hookeriana (anggrek pensil) yang merupakan ratu anggrek dunia yang hanya terdapat di DDTS," ujarnya sedikit berpromosi. Pada masa penjajahan tentara Inggris dulu, anggrek pensil mampu menawan pemerintah dan masyarakat Inggris sehingga pada 1882 dinobatkan sebagai "Ratu Anggrek" dan mendapat hadiah first class certificate. Sementara itu, Musni, seorang pengunjung asal Kabupaten Rejang Lebong, mengatakan, saat ini Kota Bengkulu sudah jauh lebih maju dibanding tahun sebelumnya terutama objek wisatanya. Bukan hanya wisata pantai yang indah, tapi juga objek wisata lainnya seperti DDTS yang memanjakan pengunjungnya dengan wisata rakit keliling danau. "Walau sedikit ngeri ketika naik rakit, namun ini memberikan sensasi tersendiri bagi diri saya beserta keluarga," ujarnya. Ia menambahkan, waktu naik rakit ia memang merasa agak ngeri krena takut terjatuh. Namun, setelah berada di tengah, ia seakan lupa dengan kengerian tersebut karena disuguhi pemandangan alam yang sangat indah. Musni mengakui dirinya beserta keluarga sengaja datang jauh-jauh dari Curup ke Bengkulu untuk menghabiskan hari libur Lebaran sambil menyaksikan keindahan objek wisata yang ada di Kota Bengkulu. Namun, dia sangat menyayangkan karena berdasarkan informasi yang diterima, bunga anggrek pensil yang merupakan kebanggaan DDTS terancam punah akibat ulah tangan manusia dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu yang mengelola kawasan DDTS sudah melakukan penyebaran bibit. "Kalau memang sudah disebarkan, mengapa sampai saat ini belum ada hasilnya," ujarnya. Sementara itu, Nuri, seorang pedagang yang mengaku warga asli Dusun Besar Panorama, yang dekat dengan DDTS, mengaku sejak lahir hingga besar di sekitar kawasan tersebut sampai saat ini belum pernah melihat bunga anggrek langka tersebut. Berdasarkan informasi dari BKSDA, bunga tersebut tumbuh agak ke tengah di rawa-rawa dan sulit dijangkau. Untuk menarik minat wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk datang ke Provinsi Bengkulu, terutama yang ingin menyaksikan bunga anggrek langka tersebut, maka masyarakat di sekitar kawasan tersebut memberikan fasilitas naik rakit keliling danau. Johari, pengunjung lainnya, juga berharap agar Pemprov Bengkulu tidak menutup mata atas hilangnya anggrek langka di sekitar DDTS karena merupakan aset daerah dan dunia. (Ami Herman) |
No comments:
Post a Comment