- PROGRAM
Melodi Kasih - PROGRAM
The Devil's Backbone - PROGRAM
Nyi Roro Kidul - PROGRAM
Cinta Bukan Sandiwara
Cameraman : Mugi Wiyono
Tayang: Selasa, 12 September 2006, Pukul 12.00 Wib
indosiar.com, Bengkulu - Propinsi Bengkulu terletak di Pantai Barat Pulau Sumatera dan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia dengan garis pantai sepanjang 530 kilometer. Ibukota provinsi ini baru terbentuk tahun 1968.
Sebelumnya Kota Bengkulu hanya Ibukota Kabupaten Bengkulu Utara dan merupakan bagian dari Sumatera Selatan. Kota Bengkulu kini memiliki empat kecamatan yaitu Teluk Segara, Gading Cempaka, Kepahiang, dan Selabar.
Sebagai kota pesisir, sebagian penduduknya menggantungkan hidupnya sebagai nelayan. Belakangan ini banyak perahu nelayan yang tidak berlayar. Hasil tangkapan ikan di laut semakin hari semakin berkurang. Ini akibat ulah nelayan dari luar Bengkulu yang menggunakan pukat harimau.
Ekosistem di perairan Bengkulu menjadi terganggu. Menangkap ikan dengan menebar pukat di tengah laut, kini menjadi salah satu alternatif, meski yang diperoleh nyatanya lebih banyak ikan-ikan kecil seperti ini.
Pelabuhan Bengkulu terletak di Pulau Baai, sekitar 20 kilometer dari Pusat Kota. Hanya kapal-kapal yang mengangkut bahan-bahan strategis seperti kelapa sawit dan semen, yang bersandar di sini.
Bengkulu juga menyimpan potensi wisata yang dapat dikembangkan. Letak geografis, sejarah, budaya, dan kekhasan alamnya, adalah andalan yang dapat menarik minat pelancong.Pantai Panjang ini misalnya. Pantai yang membentang sepanjang tujuh kilometer dengan lebar 500 meter dari jalan raya ini dihiasi dengan jejeran pohon cemara.
Berbagai aktivitas wisata atau rekreasi pantai dapat dilakukan di pantai yang memiliki pasir putih ini. Masyarakat Bengkulu biasa menghabiskan waktu di pantai untuk menikmati matahari terbenam atau melakukan sekdar berolahraga pantai. Ombak di Pantai Panjang ini meski tidak begitu besar namun relatif rawan untuk dijadikan lokasi berenang.
Meski dipasang tanda peringatan dilarang berenang namun ada saja yang tak mengindahkannya. Transportasi umum cukup mudah untuk menjangkau Pantai Panjang. Jaraknya hanya sekitar tiga kilometer dari pusat kota.
Bila ingin bermalam, di sepanjang pantai ini terdapat fasilitas penginapan seperti hotel dan cottage, lengkap dengan fasilitasnya. Untuk dapat menikmati keindahan pantai di Bengkulu dari ketinggian, Kami menuju ke sebuah menara yang terdapat di salah satu hotel berbintang di kota ini.
Dari satu-satunya menara ini Kami dapat melihat kota Bengkulu dengan jelas. Beberapa objek wisata juga dapat dilihat dari sini. Antara lain Benteng Marlborough yang merupakan peninggalan sejarah pada masa penjajahan Inggris.
Benteng ini dibangun tahun 1714 sampai 1719, pada kepemimpinan Gubernur Joseph Collet. Konon Presiden Soekarno pernah ditahan di salah satu kamar benteng ini oleh penjajah Belanda.
Di benteng ini terdapat lorong bawah tanah yang tersambung ke Pantai Panjang dan Gedung Daerah. Masih ada lagi objek wisata Bengkulu yang dapat dilihat dari sini, Taman Laut Pulau Tikus.
Pulau Tikus yang terletak di sebelah barat Kota Bengkulu dapat ditempuh satu jam dengan menggunakan speedboat dari Kota Bengkulu. Pulau Tikus yang luasnya satu setengah hektar, dikelilingi karang dan kaya dengan hutan yang cocok untuk berwisata.
Karena berpasir putih, Pulau Tikus pada malam hari menjadi habitat penyu sisik dan penyu hijau yang naik ke darat untuk bertelur. Di kawasan laut Pulau Tikus ini terdapat lokasi yang aman untuk menyelam ke dasar laut. Tapak Padri juga salah satu bagian dari kawasan objek wisata Benteng Marlborough yang terletak di Pusat Kota Bengkulu.
Kami menyusuri kawasan ini bersama pejabat Pemda Kota Bengkulu. Yang menarik, adalah saat memenadang ke laut lepas, terutama kala menjelang terbenamnya matahari. Rencananya Pemerintah Kota Bengkulu akan mencanangkan kawasan bertaraf internasional di lokasi ini.
Diperkirakan dalam 2 hingga 3 tahun mendatang Tapak Padri sudah menjadi kawasan yang layak dikunjungi turis mancanegara. Pemerintah Kota Bengkulu akan mengelolanya secara profesional dengan melibatkan pihak swasta. Andalan lain yang dimiliki Bengkulu adalah kekayaan budaya.
Budaya itu masih lestari�.
Satu diantaranya yang telah menjadi agenda tetap setiap tahunnya adalah perayaan tabot. Perayaan tabot di Bengkulu dilaksanakan selama 10 hari berturut-turut pada bulan Muharam.
Perayaan ini merupakan peringatan atas gugurnya Husein, cucu Nabi Muhammad SAW di Padang Karbala saat melawan pasukan Yazid bin Muawiyah. Dalam rangkaian acara perayaan tabot biasanya selalu dirangkai dengan berbagai festival dan kesenian.
Misalnya seperti pada perayaan tabot 2006 yang dilangsungkan di Lapangan Merdeka. Pada perayaan ini digelar festival dol, festival tabot, telong-telong dan seni tari.Kemeriahan festival tabot ini sudah terasa sejak beberapa hari sebelum acara berlangsung.
Di beberapa sudut kampung, Kami melihat sekumpulan anak-anak yang tekun berlatih dol dan menari. Ada juga yang sibuk mempersiapkan diri untuk tampil di malam pembukaan tabot. Persiapannya terbilang serius, karena perayaan tabot kali ini digelar untuk tingkat propinsi. Biasanya hanya setingkat kota Bengkulu.
Suasana pembukaan perayaan tabot berlangsung meriah, dengan panggung yang bernuansakan rumah adat Bengkulu.
Tarian Bangkahullu Menjadi Pembuka ....
Tarian adat pada malam bedendang ini menggambarkan kesukacitaan. Gerakannya dikembangkan dari lenggang Bangkahullu bercampur warna melayu. Pada malam ini tampil musik dol yang dipadu dengan suling dan tasa. Perpaduan harmonis alat musik dol dengan alat musik lainnya.
Musik dol ini juga mengiringi tarian jari-jari menjara yang menggambarkan Husein, cucu Nabi Muhammad yang rela mati syahid melawan pasukan Yazid Bin Muawiyah di Padang Karbala.
Ratusan obor bambu yang dipasang di sekeliling panggung menyatukan suasana meriah seremonial dan sakralitas ritual tabot. Belasan orang berjubah putih di panggung menambah kesakralan acara. Mereka akan melakukan prosesi ritual pengambilan tanah sebagai simbol dimulainya ritual tabot. Pentas lomba dol juga mewarnai festival tabot.
Saat itu ada 14 kelompok yang ikut serta. Peserta ini bukan hanya remaja berusia 15 hingga 25 tahun, tapi juga anak-anak. Meski kedengarannya lagu yang mereka mainkan nyaris sama, namun masing-masing kelompok berusaha tampil maksimal dengan gaya andalan mereka.
Ada yang menonjolkan sisi busananya. Ada juga yang mengedepankan alat musik yang dikolaborasi dengan dol. Lapangan Merdeka yang digunakan sebagai tempat diselenggarakannya festival tabot selama 10 hari tak pernah sepi dari pengunjung.
Kesempatan ini digunakan para pedagang untuk meraup keuntungan. Ribuan pengunjung menyerbu 90-an stan yang berada di arena bazaar ini. Berbagai jenis produk dapat dijumpai, namun yang menarik perhatian kami adalah stan produk lokal seperti dol.
Alat musik yang digunakan dalam prosesi tabot ini begitu diminati pengunjung yang memburu dol mini sebagai cinderamata.Produk lokal lain yang menurut Kmi bagus adalah kain besurek. Kain memiliki beberapa jenis bahan dengan harga antara 65 ribu hingga 650 ribu.
Sayangnya kali ini kain basurek tidak begitu menarik minat pengunjung.Gemerlap lampu hias dari telong-telong terlihat menonjol di keriaan ini. Bentuknya mirip dengan lampion terbuat dari kertas.
Tapi kali ini dibentuk lebih besar dari biasanya. Ada yang berbentuk rumah adat Bengkulu, bumi dan bunga rafllesia mekar. Untuk meramaikan suasana, setiap peserta melibatkan penari dan musik.
Setiap telong-telong diikuti setidaknya 30 orang pendukung. Benda setinggi enam meter ini disebut tabot yang berarti kotak atau keranda. Tabot yang sedang diarak ini disebut arak gedang.
Ini termasuk satu dari beberapa prosesi yang harus dijalani dalam perayaan tabot. Tabot yang telah lengkap karena telah naek pangkek ini diarak ke Lapangan Merdeka untuk menjalani prosesi selanjutnya, tabot besanding.
Tabot besanding adalah ketika semua tabot sakral yang berjumlah 17 buah sudah lengkap dibariskan di lapangan ini. Pada malam ritual tabot besanding, Lapangan Merdeka menjadi lautan manusia. Selain menyedot perhatian masyarakat, acara ini juga dihadiri oleh sejumlah duta besar negara sahabat.
Pada malam itu juga dicanangkan kawasan wisata bertaraf internasional di Bengkulu. Sirine dan luncuran kembang api dari Benteng Marlborough menandainya. Atraksi dol dan jari-jari karbala ditambah barisan tentara menabuh dol, menutup keriaan besar di Bengkulu malam itu.
Usai festival tabot, Bengkulu kembali seperti semula. Seakan sepi ditinggal masyarakatnya yang bergulat dengan kesehariannya. Mereka, masyarakat Bengkulu tengah menggapai impiannya menjadikan daerahnya sebagai tujuan wisatawan melancong.
Seakan berangan, bisa saja nanti para pelancong sebelum meninggalkan Bengkulu menyempatkan diri mampir ke sentra oleh-oleh khas Bengkulu, seperti yang Kami lakukan.
Di kawasan ini menjual makanan dan cinderamata, seperti emping melinjo, kopi Bengkulu dan tabot mini. Yang juga banyak diminati adalah kue tat, kue yang terbuat dari tepung terigu, gula dan nanas. Katanya mirip nastar. Sebuah angan-angan yang bisa terwujud tak lama lagi. (Suprie)
No comments:
Post a Comment