Wisata alam di Jawa Barat
Hari Jumat, kami beli tiket ke Stasiun Gambir. Eh, ternyata kereta full. Akhirnya kami ambil keberangkatan jam 14.30. Soalnya kan harus Jumatan dulu. Sesampainya di Bandung, saya ke BEC untuk membeli handphone untuk Ayahanda tercinta. Dari sana, saya makan malam di warung Sunda, Ampera. Saya ambil buntil. Hmmm… sudah lama saya tidak mencicipinya. Setelah itu, berlanjut ke Factory Outlet untuk membeli kaos titipan teman, dan membeli sandal di Donatello. Sedang ada promo “Buy 1 Get 1 Free”. Siapa yang tidak tergiur coba ;p Malam semakin larut, saya pun pulang sambil membeli susu murni yang sangat sulit saya temui di Jakarta.
Hari Sabtu, saya ke Tangkuban Parahu. Akhirnya. Seperti namanya, gunung itu dinamakan demikian karena dari kejauhan (terutama dari Bandung) gunung itu seperti perahu yang tertelungkup (nangkub dalam bahasa Sunda). Mobil hampir saja overheat di sekitar Ledeng. Maklum. Mobil Daihatsu lama katanya memang suka begitu kalau melewati tanjakan, apalagi ditambah macet. Kejadian itu berulang lagi menjelang Tangkuban Parahu. Alhamdulillah akhirnya kami sampai juga. Bau belerang sudah menyapa kita sesaat menjelang bibir kawah. Subhanalloh. Indah sekali pemandangan dari atas sana. Seharian kami habiskan di sana sambil berfoto2. Menjelang sore, kami melanjutkan perjalanan menuju Kawah Putih. Namun tak disangka perjalanan memakan waktu sangat lama. Macet…!!! Mungkin saking banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Bandung di musim liburan kali ini. Akhirnya kami batalkan rencana semula. Saya memutuskan untuk belanja selimut di Pasar Baru titipan Ibunda di Irian sana ^_^
Hari Minggu, saya berangkat ke Kawah Putih. Tadinya sih mau berangkat jam 7. Tapi karena ngantuk dan hujan, saya tunda keberangkatannya jadi jam setengah 10. Perjalanan memakan waktu sekitar 2 jam. Masya Alloh. Indah banget. Saya melihat potongan surga di sana. Danaunya, alamnya, hutannya, hawanya, lengkap deh. Saya sibuk memotret sana sini. Tidak lama di sana, hujan menyerang. Sambil menunggu agak reda, saya menikmati bajigur (minuman dari santan bergula merah) dan ulen (ketan bakar pakai oncom khas Sunda).
Perjalanan saya lanjutkan ke Situ Patenggang. Tidak saya rencanakan sebelumnya. Tapi teman saya yang mobilnya saya sewa, Iman, bilang kalau tempat itu bagus. Demi menjawab rasa penasaran, saya akhirnya meluncur ke sana. Sebelum tiba di sana, Ya Alloh, saya disuguhi pemandangan hamparan kebun teh teramat indah. Begitu saya sampai Situ Patenggang…. Deggg… saya terperanjat. Indah sekaliii…. Alloh Maha Agung. Benar2 indah. Tak terbayangkan sebelumnya. Meskipun sedikit hujan, tapi tidak mengurungkan niat saya mencapai pulau cinta dan melihat batu cinta yang melegenda di masyarakat sekitar dengan menumpang sampan. Mengingat sudah jam 3, kami harus segera pulang untuk mengejar kereta jam setengah 7 malam.
Di perjalanan pulang, kami melintasi kebun strawberry yang sangat luas di Rancabali, antara Ciwidey dan Kawah Putih. Kami mampir sebentar untuk memetik strawberry sepuasnya. Bayar? Sudah barang tentu. Tanpa terasa, kami baru meninggalkan Rancabali sekitar jam setengah 5. Akhirnya kami sampai di Stasiun jam 6 lebih.
Tiket sih masih ada, tapi untuk yang berdiri. Setelah menelpon travel sana sini, akhirnya saya dapat tiket travel yang ke arah Ciputat jam 8 malam. Daripada nggak pulang, mending kemaleman :D Sebelum pulang makan dulu di Bandoengsche Melk Centrale, pusat persusuan semenjak jaman Belanda. Yoghurtnya enak lho.
Walaupun sedikit terlambat, akhirnya saya sampai di kosan jam setengah 11 malam. Fiuuhh, capek juga. Tapi Alhamdulillah menyenangkan. Kesan liburan yang luar biasa. Sampai2 terbawa mimpi. Kapan ya bisa traveling ke tempat2 bagus lagi di Indonesia?
No comments:
Post a Comment