OBYEK WISATA BENGKULU (Harian Rakyat Bengkulu)
Ketua Komisi X DPR RI DR Ir Irwan Prayitno yang membidangi pariwisata, pendidikan dan olahraga, melakukan kunjungan kerja (Kunker) bersama 6 orang anggota DPR RI Komisi X lainnya sejak 1 Mei lalu. Mereka adalah Aan Rohanah M Ag, Drs H Muchotob Hamzah MM, Drs H Amin Said Husni, Drs H Djabarudin Ahmad, Dra Hj Murhana Wati Samsi MM dan Ruth Nina M Kedang, SE.
Mereka memanfaatkan waktu reses untuk melihat sejauh mana perkembangan dan pembangunan wisata Bengkulu. Selain itu juga melihat perkembangan pendidikan dan olahraga.
Pada kunjungan hari kedua, kemarin, rombongan Komisi X mengunjungi perpustakaan buku di Jalan Mahoni. Dikatakan Kepala Perpustakaan Bengkulu, Drs H Saipun Thoha, S.Sos, kedatangan para anggota Komisi X untuk mendengarkan aspirasi dari Perpustakaan Bengkulu. “Komisi X salah satunya adalah membidangi pendidikan. Perpustakaan adalah bagian dari pendidikan,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Saipun Thoha mengungkapkan bahwa perkembangan minat baca masyarakat Kota Bengkulu sudah cukup bagus. Berdasarkan data tahun 2007. Jumlah pengunjung perpustakaan mencapai 86.470 orang. “Kalau di rata-ratakan, dalam sehari jumlah pengunjung bisa mencapai 300 orang,” katanya.
Saipun Thoha juga mengusulkan agar anggaran dari pusat untuk pembelian buku diperbanyak. “Kita punya delapan Kabupaten dan satu Kota. Hingga saat ini, belum semuanya memiliki fasilitas gedung dan buku sendiri. Nanti ini juga akan disampaikan kepada Perpustakaan Nasional,” ujarnya.
Sementara itu, ternyata Bengkulu memiliki aset wisata sejarah yang paling menonjol dibandingkan tempat wisata lainnya. Misalnya pantai, danau atau gunung. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Komisi X DPR RI DR. Ir. Irwan Prayitno, saat melakukan reses pada hari pertama (1/5).
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu Edi Navian turut mendampingi para anggota DPR tersebut ke tempat-tempat wisata di Kota Bengkulu.
Menurut Irwan, Bengkulu memiliki peninggalan sejarah yang cukup banyak. Karena Bengkulu pernah menjadi daerah jajahan Inggris. Sehingga Bengkulu memiliki peninggalan Benteng Malborough, Monumen Thomas Parr dan makam Inggris. Selain itu pernah juga menjadi tempat pengasingan pahlawan nasional seperti Sentot Alibasya dan Soekarno. Istri Sukarno, Fatmawati juga putri asli Bengkulu. “Tidak banyak tempat di Indonesia yang memiliki aset sejarah seperti Bengkulu. Banyaknya aset sejarah Bengkulu, dapat dijadikan tempat bersejarah yang bisa dikunjungi oleh para pelajar dari daerah manapun,” ujarnya.
Gambar 1. Benteng Malborough Bengkulu
Selain itu, ditambahkan Irwan, pantai Bengkulu cukup potensial apabila pemerintah Bengkulu dapat mengemas dengan baik. Apabila itu sudah dilakukan, maka bisa mendatangkan wisatawan baik dalam maupun luar negeri.
Gambar 2. Tugu Thomas Parr.
Sejauh ini, ia menilai Pemerintah Daerah (Pemda) secara bertahap telah melakukan pembangunan infrastruktur. Pembangunan prasarana tersebut sangat penting untuk mempermudah akses wisatawan. “Tempat wisata di Bengkulu harus dibuat sedimikian rupa seperti di Bali. Bengkulu punya pantai yang indah,” katanya.
Akan tetapi, potensi Bengkulu sebagai tempat akan dapat terwujud apabila ada kerjasama antara pemerintah derah tingkat provinsi, kota, kabupaten dengan masyarakat. “Stake holder peningkatan tempat wisata tak hanya dari pusat saja. Pemerintah daerah dan masyarakat juga sangat berperan besar,” katanya.
Setelah kunjungan ini, komisi X rencananya akan memberikan bantuan kepada pemerintah Bengkulu. Bantuan tersebut berupa dana perawatan aset wisata sejarah yang telah ada. “Kalau dana untuk pembangunan infrastruktur tempat wisata, kami belum bisa menjanjikan. Karena anggaran di komisi X hanya sedikit. Tapi kalau dana perawatan, rencananya akan kami anggarakan. Mengenai jumlahnya, nanti akan kami bahas dulu,” ujarnya.
Bantuan lain yang akan diberikan berupa semacam penyuluhan yang akan memberikan penyadaran masyarakat Bengkulu tentang wisata. “Membandingkan dengan Bali, kesadaran masyarakat Bali akan tempat wisata sangat tinggi. Baik dari segi keamanan, budaya ramah hingga tarif harga yang kompetitif bagi yang berjualan. Jangan sampai masyarakat sendiri nanti belum siap, “ujarnya.
Sementara itu, Kadis Pariwisata Provinsi Bengkulu, Edi Nevian mengharapkan dengan kunjungan d anggota DPR RI, aspirasi pemerintah Bengkulu mengenai pembangunan wisata bisa disambut dengan baik. Karena menurutnya anggota dewan mempunyai hak untuk memutuskan anggaran. “Saya sangat mengharapkan pemerintah pusat bisa lebih perhatian terhadap pembangunan pariwisata Bengkulu. Sehingga pengemasan paket wisata bisa menjadi lebih baik,” ujarnya.
Obyek wisata yang ada di Kota Bengkulu yang mereka kunjungi kemarin diantaranya Pasar Bengkulu, Benteng Malborugh, Pantai Tapak Paderi, Rumah Bung Karno, Rumah Fatmawati, Danau Dendam dan Pantai Panjang.
Sedangkan hari ini rencananya mereka akan mengunjungi sekolah-sekolah negeri dan Universitas Bengkulu. Mulai dari sekolah yang masih tertinggal hingga sekolah yang paling bagus di Kota ini. (cw2)
http://www.harianrakyatbengkulu.com (Sabtu, 03-Mei-2008, 09:31:36)
Ketua Komisi X DPR RI DR Ir Irwan Prayitno yang membidangi pariwisata, pendidikan dan olahraga, melakukan kunjungan kerja (Kunker) bersama 6 orang anggota DPR RI Komisi X lainnya sejak 1 Mei lalu. Mereka adalah Aan Rohanah M Ag, Drs H Muchotob Hamzah MM, Drs H Amin Said Husni, Drs H Djabarudin Ahmad, Dra Hj Murhana Wati Samsi MM dan Ruth Nina M Kedang, SE.
Mereka memanfaatkan waktu reses untuk melihat sejauh mana perkembangan dan pembangunan wisata Bengkulu. Selain itu juga melihat perkembangan pendidikan dan olahraga.
Pada kunjungan hari kedua, kemarin, rombongan Komisi X mengunjungi perpustakaan buku di Jalan Mahoni. Dikatakan Kepala Perpustakaan Bengkulu, Drs H Saipun Thoha, S.Sos, kedatangan para anggota Komisi X untuk mendengarkan aspirasi dari Perpustakaan Bengkulu. “Komisi X salah satunya adalah membidangi pendidikan. Perpustakaan adalah bagian dari pendidikan,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Saipun Thoha mengungkapkan bahwa perkembangan minat baca masyarakat Kota Bengkulu sudah cukup bagus. Berdasarkan data tahun 2007. Jumlah pengunjung perpustakaan mencapai 86.470 orang. “Kalau di rata-ratakan, dalam sehari jumlah pengunjung bisa mencapai 300 orang,” katanya.
Saipun Thoha juga mengusulkan agar anggaran dari pusat untuk pembelian buku diperbanyak. “Kita punya delapan Kabupaten dan satu Kota. Hingga saat ini, belum semuanya memiliki fasilitas gedung dan buku sendiri. Nanti ini juga akan disampaikan kepada Perpustakaan Nasional,” ujarnya.
Sementara itu, ternyata Bengkulu memiliki aset wisata sejarah yang paling menonjol dibandingkan tempat wisata lainnya. Misalnya pantai, danau atau gunung. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Komisi X DPR RI DR. Ir. Irwan Prayitno, saat melakukan reses pada hari pertama (1/5).
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu Edi Navian turut mendampingi para anggota DPR tersebut ke tempat-tempat wisata di Kota Bengkulu.
Menurut Irwan, Bengkulu memiliki peninggalan sejarah yang cukup banyak. Karena Bengkulu pernah menjadi daerah jajahan Inggris. Sehingga Bengkulu memiliki peninggalan Benteng Malborough, Monumen Thomas Parr dan makam Inggris. Selain itu pernah juga menjadi tempat pengasingan pahlawan nasional seperti Sentot Alibasya dan Soekarno. Istri Sukarno, Fatmawati juga putri asli Bengkulu. “Tidak banyak tempat di Indonesia yang memiliki aset sejarah seperti Bengkulu. Banyaknya aset sejarah Bengkulu, dapat dijadikan tempat bersejarah yang bisa dikunjungi oleh para pelajar dari daerah manapun,” ujarnya.
Gambar 1. Benteng Malborough Bengkulu
Selain itu, ditambahkan Irwan, pantai Bengkulu cukup potensial apabila pemerintah Bengkulu dapat mengemas dengan baik. Apabila itu sudah dilakukan, maka bisa mendatangkan wisatawan baik dalam maupun luar negeri.
Gambar 2. Tugu Thomas Parr.
Sejauh ini, ia menilai Pemerintah Daerah (Pemda) secara bertahap telah melakukan pembangunan infrastruktur. Pembangunan prasarana tersebut sangat penting untuk mempermudah akses wisatawan. “Tempat wisata di Bengkulu harus dibuat sedimikian rupa seperti di Bali. Bengkulu punya pantai yang indah,” katanya.
Akan tetapi, potensi Bengkulu sebagai tempat akan dapat terwujud apabila ada kerjasama antara pemerintah derah tingkat provinsi, kota, kabupaten dengan masyarakat. “Stake holder peningkatan tempat wisata tak hanya dari pusat saja. Pemerintah daerah dan masyarakat juga sangat berperan besar,” katanya.
Setelah kunjungan ini, komisi X rencananya akan memberikan bantuan kepada pemerintah Bengkulu. Bantuan tersebut berupa dana perawatan aset wisata sejarah yang telah ada. “Kalau dana untuk pembangunan infrastruktur tempat wisata, kami belum bisa menjanjikan. Karena anggaran di komisi X hanya sedikit. Tapi kalau dana perawatan, rencananya akan kami anggarakan. Mengenai jumlahnya, nanti akan kami bahas dulu,” ujarnya.
Bantuan lain yang akan diberikan berupa semacam penyuluhan yang akan memberikan penyadaran masyarakat Bengkulu tentang wisata. “Membandingkan dengan Bali, kesadaran masyarakat Bali akan tempat wisata sangat tinggi. Baik dari segi keamanan, budaya ramah hingga tarif harga yang kompetitif bagi yang berjualan. Jangan sampai masyarakat sendiri nanti belum siap, “ujarnya.
Sementara itu, Kadis Pariwisata Provinsi Bengkulu, Edi Nevian mengharapkan dengan kunjungan d anggota DPR RI, aspirasi pemerintah Bengkulu mengenai pembangunan wisata bisa disambut dengan baik. Karena menurutnya anggota dewan mempunyai hak untuk memutuskan anggaran. “Saya sangat mengharapkan pemerintah pusat bisa lebih perhatian terhadap pembangunan pariwisata Bengkulu. Sehingga pengemasan paket wisata bisa menjadi lebih baik,” ujarnya.
Obyek wisata yang ada di Kota Bengkulu yang mereka kunjungi kemarin diantaranya Pasar Bengkulu, Benteng Malborugh, Pantai Tapak Paderi, Rumah Bung Karno, Rumah Fatmawati, Danau Dendam dan Pantai Panjang.
Sedangkan hari ini rencananya mereka akan mengunjungi sekolah-sekolah negeri dan Universitas Bengkulu. Mulai dari sekolah yang masih tertinggal hingga sekolah yang paling bagus di Kota ini. (cw2)
http://www.harianrakyatbengkulu.com (Sabtu, 03-Mei-2008, 09:31:36)
No comments:
Post a Comment