Menikmati Indahnya Danau Ranau
Oleh Oyos Saroso H.N.
10 DESEMBEER 2007. Hari merambat malam. Gerimis rinai yang turun selepas magrib belum juga berhenti. Kami harus memutuskan untuk memilih tempat menginap. Kami harus menyimpan energi karena esok harinya masih harus mendatangi beberapa tempat di Lampung Barat untuk liputan.
“Saya tak mau lagi menginap di ‘hotel hantu’! Mumpung sudah sampai di Liwa, besok kita harus ke Danau Ranau,” ujar saya kepada beberapa rekan saya—semuanya jurnalis—begitu kami keluar dari rumah dinas Wakil Bupati Lampung Barat.
Malam itu, kami memang habis bertemu dengan Mukhlis Basri, Bupati Lampung Barat yang siang harinya baru saja dilantik oleh Gubernur Sjachroedin Z.P. Malam sebelumnya, ketika datang ke Liwa untuk menghadiri acara pelantikan bupati, kami menginap di sebuah hotel yang menurut saya lebih pas disebut losmen. Bangunannya tua. Pintu kamar mandi berlubang. Tempat tidurnya berdebu. Lantai warna putih yang sudah berubah kusam itu pun terasa kalau tidak disapu.
Kami terpaksa menginap di “hotel” itu karena dini hari baru sampai Liwa dengan kondisi lelah dan mengantuk. Saya sulit tidur karena selalu diganggu mimpi buruk. Makanya, saya sebut tempat penginapan itu sebagai “hotel hantu”. Saya tak bisa membayangkan jika ada wisatawan asing menginap di hotel itu.
Juwendra Asdiansyah, jurnalis koran Sindo menolak keras usulan saya agar esok hari berangkat ke Danau Ranau. Alasannya, selain dia pernah ke Danau Ranau, tempat wisata itu arahnya bertolak belakang dengan tujuan liputan yang kami rencanakan esok harinya. “Besok kita akan ke Pantai Krui dan melihat penangkaran penyu di daerah Biha. Kalau ke Ranau dulu kita akan kemalaman di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan,” kata Juwendra.
Untunglah tawaran ”cerdas” datang dari Basuki Rahmat, staf Humas Pemda Lampung Barat. ”Bagaimana kalau menginap di hotel dekat Danau Ranau. Besok jam 09.00 WIB sudah bisa berangkat ke Kru dan Biha,” ujarnya.
Saya berteriak dalam hati. Bukan saja karena malam itu akan terbebas dari mimpi buruk dan godaan hantu, tetapi lantaran akan bisa mewujudkan mimpi lama: menikmati indahnya Danau Ranau.Selama ini saya baru menikmati indahnya Danau Ranau dari cerita teman-teman dan beritaa yang saya baca di koran atau tayangan yang saya lihat di layar kaca.
Setelah pamitan dengan Basuki, malam itu kami bertujuh meluncur ke Pekon Lombok, Kecamatan Sukau. Kepala saya sudah terasa pusing. Hujan yang megguyur sebagain besar wilayah Lampung Barat membuat saya harus merapatkan jaket ke tubuh. Saya tak bisa menikmati perjalanan karena malam pekat. Yang pasti, mobil yang membawa kami melintasi jalan yang berkelak-kelok. Rasanya seperti menuku Puncak, Jawa Barat. Perjalanan sangat lancar karena jalan raya Liwa—Sukau kini diperlebar dan mulus.
Kurang dari satu jam kami sudah sampai di Hotel Seminung Lumbok Resort. Lampu hanya berpendar di sekitar areal hotel sehingga kami tidak bisa melihat indahnya Danau Ranau dan Gunung Seminung. Rasa penasaran saya simpan di hati.
”Besok kita harus jalan-jalan dan mandi di danau,” ujar Budisantoso Budiman, jurnalis kantor berita LKBN Antara.
Saya mengiyakan. Malam itu, saya bisa tidur nyenyak tanpa dihantui mimpi buruk.
Setelah salat subuh, saya dan Budi menikmati dingin kabut menuju tepi Danau Ranau. Kami menyusuri jalan menurun. Dari kejauhan tampak gugusan bukit berbalut kabut. Gugusan bukit nan biru itu seolah sabuk yang melingkari pinggang Danau Ranau.
Dua nelayan dengan perahu kecil tampak hilir mudik di danau. Beberapa burung terbang. Sesekali turun rendah dan menjejakkan kakinya ke air danau, lalu terbang lagi.
Sejauh mata memandang, yang tampak adalah bentangan warna biru dan sedikit saputan kabut putih. Saya jadi teringat Danau Rawapening di Ambarawa, Jawa Tengah. Tidak. Rawapening tak seindah Danau Ranau. Rawapening yang berbalut kisah legenda itu dipenuhi enceng gondok sehingga perahu sulit berjalan. Sementara Danau Ranau sangat bersih. Asri.
Di sebelah kanan gazebo di pinggiran danau tampak beberapa karamba ikan tawar. Ada dua karamba apung dan puluhan karamba tancap di sana. ”Sebagian sudah mulai berproduksi. Rumah mertua saya juga ada di sekitar situ,” kata Hendri Rosadi, jurnalis Lampung Post.
Jenis ikan yang kini banyak dibesarkan di dalam karamba adalah ikan emas dan nila. Ikan itu bisa dipanen jika sudah berusia 4 bulan. Namun,di luar karamba--maksudnya di seantero danau--ikan mujair menjadi "komunitas" terbanyak.
Sebenarnya rasa penasaran saya terhadap Danau Ranau tidak semata-mata karena keelokannya, tetapi juga karena cerita-cerita di baliknya. Beberapa teman dari Sumatera Selatan dan Lampung sering bercerita bahwa danau itu dipenuhi kisah legenda. Yang paling terkenal adalah Legenda Pohon Ara dan Si Pahit Lidah.
Konon sebagian besar masyarakat sekitar danau itu percaya danau ini berasal dari pohon ara. Pada zaman dulu di tengah-tengah Danau Ranau tumbuh pohon ara warna hitam yang sangat besar.
Pada suatu masa warag di daerah Ogan, Krui, Libahhaji, Muaradua, Komering kesulitan air. Mereka lalu berduyun-duyun mendatangi pohon ara itu sambil membawa aneka makanan. Mereka mendapatkan kabar akan bisa mendapatkan air jika menebang pohon ara itu. Namun, ketika akan menebang pohon ara mereka kebingunan karena tidak punya alat. Saat itulah datang seekor burung.
Burung yang bertengger di pucuk pohon ara itu bisa bicara. Burung itu mengatakan bahwa pohon tersebut bisa ditebang dengan alat yang bentuknya mirip kaki manusia. Warga pun membuat alat menggunakan batu bergagang kayu untuk memotong kayu ara raksasa itu. Pohon ara itu tumbang. Keanehan pun terjadi: dari lubang bekas pohon mengucur air dengan deras hingga menggenangi kawasan rendah itu. Akhirnya terbentuklah danau yang kini dikenal sebagai Danau Ranau.
Pohon ara yang tumbang dan melintang itu konon menjadi Gunung Seminung. Hal itu membuat jin yang tinggal di Gunung Pesagi marah . Jin itu pun meludah ke danau. Jadilah bekas ludahan jin air panas. Makanya, di sekitar Danau Ranau kini ada air panas yang juga menjadi obyek wisata pemandaian air panas. Wallahu ’alam.
Terlepas dari legenda itu, Danau Ranau, sabuk bebukitan yang mengelinginya, dan naungan Gunung Seminung sering berselimut kabut kini menyebar pesona bagi siapa saja yang mengunjunginya. Pengunjung bisa berlayar dengan perahu sewaan sambil menikmati indahnya alam.
Bila kawasan wisata itu benar-benar bisa berkembang, tentu akan mendatangkan kesejahteraan bagi warga sekitar. Persis seperti kisah berkah kayu ara raksasa yang ditumbangkan untuk mendapatkan air bagi kehidupan.
Danau ranau adalah obyek wisata yang terletak di perbatasan Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten OKU. Tempat wisata yang terletak di wilayah Lampung Barat terletak di Desa Lombok yang telah dibangun daerah wisata terpadu yang meliputi Hotel, tempat penangkaran rusa dan lain - lain. Selain itu rumah penduduk juga akan dijadikan tempat menginap untuk para wisatawan, sehingga mereka bisa merasakan tinggal di rumah panggung.
Menurut penduduk yang ada disekitar danau terdapat banyak kisah yang menceritakan asal usul terjadinya danau ranau, dan salah satunya yang saya tulis dibawah ini.
Asal Danau Ranau
Meskipun secara teori ilmiah diyakini danau ini terjadi akibat gempa tektonik, seperti Danau Toba di Sumatera Utara dan Danau Maninjau di Sumbar, sebagian besar masyarakat sekitar masih percaya danau ini berasal dari pohon ara. Konon, di tengah daerah yang kini menjadi danau itu tumbuh pohon ara yang sangat besar berwarna hitam.
Konon saat itu, masyarakat yang berasal dari berbagai daerah seperti Ogan, Krui, Libahhaji, Muaradua, Komering, berkumpul di sekeliling pohon. Mereka mendapat kabar jika ingin mendapatkan air, harus menebang pohon ara tersebut. Masyarakat dari berbagai daerah itu pun berkumpul dengan membawa makanan seperti sagon, kerak nasi, dan makanan lainnya.
Persis saat akan menebang pohon, masyarakat kebingungan bagaimana cara memotongnya. Ketika itulah muncul burung di puncak pohon yang mengatakan untuk memotong pohon, mereka harus membuat alat yang bentuknya mirip kaki manusia. Mereka pun akhirnya membuat alat menggunakan batu yang gagangnya dari kayu. Akhirnya pohon ara pun tumbang. Lalu dari lubang bekas pohon ara itu keluar air dan akhirnya meluas hingga membentuk danau. Sementara pohon ara yang melintang kemudian membentuk Gunung Seminung. Karena marah, jin yang tinggal di Gunung Pesagi meludah hingga membuat air panas di dekat Danau Ranau. Sedangkan serpihan batu dan tanah akibat tumbangnya pohon ara menjadi bukit yang ada di sekeliling danau
Di samping itu, masih di sisi Danau Ranau, tepatnya di Pekon Sukabanjar, berseberangan dengan Lombok, terdapat kuburan yang diyakini masyarakat sebagai makam Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat. Makam keduanya terletak di kebun warga Sukabanjar bernama Maimunah. Untuk menuju ke lokasi, selain naik perahu motor dari Lombok, bisa juga dengan berkendaraan.
Menurut juru kunci kuburan, H Haskia, di sini terdapat dua buah batu besar. Satu batu telungkup yang diyakini sebagai makamnya Si Pahit Lidah dan satu batu berdiri sebagai makamnya Si Mata Empat. Si Pahit Lidah yang oleh masyarakat disebut sebagai Serunting Sakti berasal dari Kerajaan Majapahit. Karena dianggap nakal, oleh raja, Si Pahit Lidah yang bernama asli Raden Sukma Jati ini diusir ke Sumatera. Akhirnya, dia pun menetap di Bengkulu, Pagaralam, dan Lampung.
Si Pahit Lidah memiliki kelebihan, yakni setiap apa yang dikemukakannya terkabul menjadi batu. Akibatnya, Si Mata Empat yang berasal dari India mencarinya hingga bertemu di Lampung, tepatnya di Way Mengaku. Di Way Mengaku keduanya saling mengaku nama. Lalu, keduanya beradu ketangguhan.
Salah satu yang dilakukan adalah memakan buah yang bentuknya seperti aren. Ternyata buah aren itu pantangan bagi Si Pahit Lidah. Karena makan akhirnya dia tewas. Sementara itu, Si Mata Empat yang mendengar kabar lidah Si Pahit Lidah beracun tidak percaya dan mencoba menjilatnya. Akhirnya, dia pun tewas. Peristiwanya, menurut penuturan H Haskia, terjadi di Pulau Pisang. Lalu, kuburannya ditemukan di pinggir Danau Ranau.
Danau Ranau |
24-01-2007 | |
Danau Ranau adalah danau terbesar kedua di Sumatera, danau ini tercipta dari gempa besar dan letusan vulkanik dari gunung berapi yang membuat cekungan besar. Terletak pada posisi 4°51′45″bujur selatan dan 103°55′50″bujur timur. Secara geografis topografi danau ranau adalah perbukitan yang berlembah hal ini praktis menjadikan danau Ranau memiliki cuaca yang sejuk. Terletak diwilayah kecamatan Banding Agung dengan jarak 125 km dari Baturaja ibukota kabupaten OKU. Danau Ranau luas 8x16 km dengan latar belakang gunung Seminung, sekitar danau di kelilingi oleh bukit dan lembah sehingga hembusan angin di kawasan ini tidak terlalu kencang. Pada malam hari udara sejuk dan pada siang hari cerah suhu berkisar antara 20 derajat-26 derajat Celsius. Diatas perbukitan dan lembah sekitar danau terdapat perkebunan kopi, tembakau, cengkeh, kayu manis dan palawija. Pada sisi lain dikaki gunung Seminung terdapat sumber air panas alam yang keluar dari dasar danau. Tempat lain yang menarik untuk dikunjungi adalah Pulau Marisa yang terletak tidak jauh dari air panas. |
Danau Ranau
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Danau Ranau adalah danau terbesar kedua di Sumatera. Danau ini terletak diperbatasan Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung dan Kabupaten OKU Selatan Propinsi Sumatera Selatan. Danau ini tercipta dari gempa besar dan letusan vulkanik dari gunung berapi yang membuat cekungan besar. Terletak pada posisi 4°51′45″bujur selatan dan 103°55′50″bujur timur.
Secara geografis topografi danau ranau adalah perbukitan yang berlembah hal ini praktis menjadikan danau Ranau memiliki cuaca yang sejuk.
Danau terkenal sering para nelayan untuk mencari ikan seperti mujair, kepor, kepiat, dan harongan. Juga sebagai kota wisata yg menakjubkan, disana banyak sekali pemandangan yg indah, tepat ditengahnya terdapat pulau yang bernama Pulau Marisa. Disana terdapat sumber air panas yg sering digunakan para penduduk setempat ataupun para wisatawan yg datang ke pulau tersebut, terdapat air terjun,dan penginapan pt.pusri. danau ini juga menjadi objek wisata andalan dari Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan,terutama pada musim liburan tiba dan hari raya idul fitri.
Dan pada tahun 2007 kemarin telah diresmikan oleh Bupati Lam-bar, pusat wisata baru di wilayah Lombok kec.sukau.kab Lampung barat. yang dilengkapi Hotel bertaraf Bintang 3 yang berfasilitas lengkap. maka cocok untuk tempat berwisata bagi keluarga besar anda.
Wisata di Pagar Alam
WISATA Pagar Alam sebenarnya bukan pula melulu Gunung Dempo dan patung- patung megalitik. Di kota yang dikitari gugusan Pegunungan Bukit Barisan berhawa sejuk ini, terdapat pula beberapa lokasi wisata lain. Salah satunya adalah air terjun Lematang Indah.
Lokasinya begitu mudah dijangkau karena berada di tepi jalan di pinggiran Kota Pagar Alam, di antara Lahat dan Kota Pagar Alam. Keindahan panorama di kawasan ini menjadi semakin menawan karena dilalui jalan yang berliku-liku dengan tikungan tajam di dekatnya.
Pengunjung yang hendak melihat air terjun setinggi 40 meter, bahkan bisa menyaksikannya dari tepi jalan persis di tikungan paling tajam.
Bagi pengunjung yang ingin melihat lebih dekat dan merasakan cipratan air terjun, dari lokasi tepi jalan berliku bisa turun melalui tangga batu hingga ke sekitar dasar air terjun. Jika merasa lelah karena menuruni tangga yang curam, pengunjung bisa beristirahat di beberapa warung makanan dan minuman di sekitar air terjun. Sejumlah tempat duduk juga terdapat di lokasi itu.
"Banyak pengunjung yang lewat di jalan ini berhenti di sini dan melihat air terjun Lematang Indah tanpa berjalan ke bawah sana. Pengunjung pun kadang mengabadikan air terjun itu cukup dari sini," ujar penjaga pintu masuk tangga.
Pengunjung yang hendak turun melalui tangga cukup membayar tiket masuk ke dalam kawasan air terjun seharga Rp 1000. Air terjun Lematang Indah memang menjadi salah satu andalan pariwisata setempat, selain tentu saja perkebunan teh di Gunung Dempo.
Tempat wisata ini tentu saja menjadi andalan karena lokasinya yang sangat strategis. Siapa pun yang datang dari arah kota Lahat dan hendak menuju pusat Kota Pagar Alam pasti melewati kawasan Lematang Indah. Orang cukup memarkir kendaraan di tepi tikungan, lalu bisa menyaksikan keindahan air terjun.
Lokasi ini juga sering digunakan sebagai objek wisata olah raga air yaitu Arung Jeram. Event daerah maupun propinsi juga sering dilaksanakan di Lokasi Air Terjun Lematang. Arus air yang cukup deras dengan banyaknya bebatuan menambah keindahan dan semaraknya olah raga arung jeram tersebut
Selain Air Terjun (Curugh) Lematang masih banyak lagi yang dapat dikunjung, diantaranya adalah Curugh Embun, Curugh Pancur, Air terjun Tujuh Kenangan, Curugh Mangkok, Curugh Merak. Air terjun ini terletak dalam satu kawasan di Kecamatan Pagar Alam Utara bisa juga melalui Kecamatan Pagar Alam Selatan. Objek wisata ini bisa ditempuh dengan mudah dari pusat Kota Pagar Alam dengan jarak ± 8 km dengan kondisi jalan aspal hotmix. Jalan menuju Objek Wisata ini menanjak dengan pemandangan yang indah.
Lokasi Wisata di Sekitar Kota Lahat, SUMSEL
BUKIT SERELO
Bukit Serelo terletak sekitar 20 km dari kota Lahat. Penduduk setempat menyebutnya Bukit Tunjuk (sebagian gunung Jempol..padahal cuma bukit sih aneh juga), karena bentuk puncaknya yang mirip telunjuk yang mencuat ke langit.
Jika anda bepergian dari Muara Enim, menjelang 20 km memasuki kota Lahat, bukit itu terlihat jelas di sebelah kiri. Dibawahnya terdapat sebuah kompleks untuk menjinakkan, melatih dan mendidik gajah. Sekitar 40 ekor sudah dijinakkan di tempat ini, namun baru sebagian yang dapat diandalkan untuk para pengunjung. Anda dapat juga membuat foto dengan gajah-gajah itu. Tinggal berikan tip sebesar Rp. 5.000,- kepada pawang dan anda dapat berpose sepuasnya. Tidak menjadi soal apakah anda akan memotret untuk 1 roll film atau slide. Tetapi jangan lupa memberikan hadiah kepada gajah-gajah itu, berupa gula-gula, kacang dan sebagainya.
Dibeberapa tempat dibawah bukit terdapat beberapa tempat untuk berkemah atau rekreasi. Para pramuka dan anak-anak muda acapkali mengunjungi tempat-tempat itu. Sebuah sungai kecil dengan air yang jernih dan belum tercemar, dapat menyegarkan anda.
GUNUNG DEMPO
Gunung Dempo merupakan salah satu obyek wisata alam Kabupaten Lahat. Gunung tertinggi di Sumatera Selatan ini dapat dicapai langsung dari Palembang dengan kendaraan pribadi selama lebih kurang 6 jam, menempuh jarak sepanjang 295 km. Dapat juga mempergunakan bus umum dari Lahat menuju Pagar Alam (60 km), dan dari sini dilanjutkan dengan bus lain menempuh jarak 9 km sampai ke perkebunan dan pabrik teh lereng gunung.
Anda dapat menginap di mess yang tersedia sambil menikmati pemandangan alam indah sekitarnya. Namun apabila ingin melakukan pendakian ke puncak gunung, maka diperlukan bantuan pawang yang disediakan mess.
Gunung Dempo mempunyai dua puncak. Diatas puncak kedua yang lebih rendah terdapat sebuah kawah yang mengeluarkan batu belerang. Kawah ini terletak ditengah lapangan pasir dan bebatuan yang biasa dipergunakan para pendaki untuk beristirahat dan berkemah. Pendakian dari Pabrik teh ke puncak ini membutuhkan paling tidak 6 jam perjalanan. Para pendaki selain menginginkan petualangan, juga pencinta alam.
AIR TERJUN LEMATANG DAN NDIKAT
Di antara Lahat dan Pagar Alam terdapat dua air terjun yang masing-masing setinggi 40 meter lebih. Lebih dekat ke arah Lahat disebut air terjun Ndikat, sedang ke arah Pagar Alam disebut air terjun Lematang. Keduany menampilkan panorama alam yang sama.
Pada hari-hari libur atau Minggu kedua air terjun ini ramai dikunjungi wisatawan, untuk rekreasi atau piknik.
Kedua tempat wisata ini dapat dijangkau dengan kendaraan bermotor, baik dari Lahat maupun Pagar Alam. Namun untuk lebih mendekat ke air terjun harus turun berjalan kaki, yang tidak kurang asyiknya adalah selama perjalanan melalui liku-liku tajam sehingga cukup menegangkan.
(inset , ini bukan air terjun Lematang Indah, tapi air terjun apa yah..saya lupa namanya, tapi Lematng Indah paling Indah air terjunnya)
L E M A T A N G
Sungai Lematang merupakan sungai terbesar di Kabupaten Lahat. Sepanjang sungai ini, sebenarnya merupakan obyek wisata alami yang memantulkan keindahan tersendiri. Lematang, seperti sungai-sungai lain yang mengalir di daerah ini, memiliki arus deras, sedang di berbagai tempat terdapat batu-batu besar. Sungai ini, terutama di bagian hulu, setiap tahun menjadi ajang lomba rakit tradisional yang di gelar tanggal 7 Agustus. Lomba yang cukup riskan dan penuh petualangan ini disaksikan ribuan penonton baik lokal maupun wisatawan. Apalagi untuk menyaksikan lomba yang menjadi rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan itu tanpa memungut bayaran.
AIR TERJUN KARANG DALAM
Lokasi air terjun ini berada sesudah wilayah dusun Kuba, dengan wilayah yang mudah dijangkau dan bila anda memang menyukai tantangan tempat ini cocok untuk Anda. perjalanan ditempuh dengan berjalan kaki yang cukup jauh karena kendaraan tidak dapat masuk. Jadi jangan lupa mampir kesana ya.
KEBUN BINATANG RIBANG KEMAMBANG
Kebun binatang ini terletak di kota Lahat, merupakan tempat wisata buatan yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Lahat. dan tidak sulit untuk menjangkaunya. Cukup dengan angkot atau ojek yang sering mangkal anda bisa langsung di antar ke tujuan. Kebun ini memiliki kolam, tapi lebih tepat danau kecil karena cukup besar untuk sebuah kolam. Danau ini berisi ikan dan satwa air yang sering kita lihat. Namun sekarang sepertinya Pemda Kota Lahat kurang memperhatikan objek wisata ini. Padahal ini bisa menjadi salah satu objek yang bagus.
Taman rekreasi Ribang Kemambang ini terdiri atas kolam pemancingan, kebun binatang mini, dan halaman rekreasi yang telah dihijaukan oleh pepohonan.
AIR TERJUN BIDADARI
Air Terjun Bidadari terletak di desa Karang Dalam Kecamatan Pulau Pinang kurang lebih 8 km dari kota Lahat.
Disekitar lokasi Air Terjun tersebut, ada 3 Air Terjun (Air Terjun Bujang Gadis, Air Terjun Sumbing dan Air Terjun Naga) lagi yang dapat dinikmati dengan menyusuri aliran dari Air Terjun Bidadari.
Masih banyak Air Terjun dan objek wisata alam lainnya,seperti :
Air Terjun Kerinjing
Air Terjun Lawang Agung
Air Terjun Lintang (Keban)
Tebat Sekedi
Gua Mesanap Mesaris
Gua Sarang Burung (Gua Besar)
Gua Suruman
Pesona Sungai Lematang
Sumber Air Panas Tanjung Sakti
Catatan dari saya : Saya baru mencoba Air Terjun Bidadari, untuk yang lain belum sempat hehehehe
Sumber Air Panas Tanjung Sakti
Sumber Air Panas Tanjung Sakti dapat ditempuh dari Ibukota Kecamatan sekitar 10 menit perjalanan menggunakan kendaraan roda 2 atau roda 4. Karena letaknya berada dekat dengan pusat keramaian Kecamatan Tanjung Sakti. Letak Sumber Air Panas ini berada tepat dibawah jembatan yang setiap hari dilalui oleh masyarakat sekitar.
AIR TERJUN LAWANG AGUNG
Salah satu potensi wisata yang berada di Kecamatan Jarai ini layak untuk dikembangkan untuk menambah pendapatan daerah, dengan lokasi yang tidak terlalu jauh dari jalan utama, lokasi Air Terjun Lawang Agung dapat dicapai dengan menggunakan mobil. Kondisi jalan menuju lokasi sekitar 500 m, dengan kondisi jalannya menurun dan berbatu-batu kecil.
TEBAT SEKEDI
Danau indah yang dikelilingi oleh pemandangan terletak 20 km dari kecamatan Muara Pinang desa Sukadana
No comments:
Post a Comment